Kamis, 18 Februari 2010

Bayi Digandeng, Babi Digendong

Masyarakat Wamena sangat menganggap Wam atau babi sebagai hewan yang memiliki nilai ekonomi maupun nilai psikologi yang tinggi. Harga per ekor bisa mencapai 4 – 5 juta per ekor sedangkan wam kecil bisa bernilai 2 juta rupiah.
Babi bahkan dianggap sebagai hewan adat. Karenanya perlakuan mereka terhadap hewan ini sangat istimewa. kasih sayang mereka sama mahluk ini juga luar biasa. Kalo seekor Wam muda kehilangan induk karena harus dikorbankan pada upacara Bakar Batu, maka Mama (panggilan pada wanita Wamena yang sudah punya anak) berkewajiban untuk menyusui Wam kecil itu sampai ia cukup ‘mandiri’. tentunya tidak dengan dot. Karena di pedalaman sana belum ada dot. Terus disusui dengan apa? Kalau seorang ibu sedang punya asi, tetek bisa untuk anaknya, dan juga untuk babi . Payudara yang satu untuk manusia yang satunya untuk babi. Wanita yang suka menyusui babi akan terlihat dari bentuk putingnya yang khas.
Karena itu berhati-hatilah kalau mengemudikan kendaraan di sana. Jangan sampai menabrak babi. Kalau menabrak babi sampai mati, sopir bisa langsung miskin. Dan lebih celaka lagi kalau yang ditabrak babi betina. Kalau babi betina harus dibayar sebesar Rp. 8 jt. Ini masih harus diperhitungkan dengan jumlah “putting” yang dimiliki oleh si Babi. Di Wamena seekor babi umumnya punya puting 10-20. 1 puting dihargai 1 jt. Kalau babi itu betina, berputing banyak, dan hamil, maka ganti rugi dihitung dengan menjumlah harga babi ditambah jumlah puting ditambah lagi dihitung jumlah janin yang ada dalam rahim babi. Tentu dengan terlebih dahulu membelah perutnya untuk menghitung janin. Konon hukum adat harga mati. Polisi tidak akan mampu menolong. Polisi paling Cuma bisa bilang “jangan menabrak babi di wamena”.
Wamena hanya dapat ditembus melalui transportasi udara. Karena itu, tak heran kalo harga barang-barang ditempat ini mahal banget dan kadang gak masuk akal. Beberapa rekan yang mo beli rokok terpaksa meringis begitu tahu harga satu pak rokok berkisar Rp 30.000-Rp 40.000. Coklat Beng-Beng, disana kena Rp.20.000 satu Itu harga normal, kalau pesawat gak terbang (biasanya krn cuaca yg jelek), maka harga2 jadi makin tinggi lagi.

2 komentar: