Jumat, 18 Desember 2009

Ternyata di Brasil Juga ada Santet

Ini adalah hasil foto sinar X pada 15 Desember 2009 dari seorang bocah laki-laki berumur dua tahun yang tinggal di timur laut Brasil, tepatnya di Hospital do Oeste. Dalam foto sinar X terlihat 50 jarum mesin jahit yang diyakini oleh dokter dimasukkan ke dalam tubuh satu per satu. Ibu bocah itu mengatakan kepada polisi bahwa ia tidak tahu bagaimana jarum-jarum itu bisa masuk ke dalam tubuh anaknya. Namun, beberapa laporan menduga, jarum-jarum tersebut dimasukkan ke tubuh bocah itu melalui ritual ilmu hitam yang dinamakan macabre.
dr Luiz Cesar Soltoski yang merawat bocah itu mengatakan bahwa, dalam operasi pengangkatan jarum, tidak semua jarum dapat diangkat. Hal ini dikarenakan ada jarum yang letaknya terlalu dekat dengan liver sehingga, jika diangkat, maka malah akan membahayakan jiwa anak itu. Kompas

Warga Surabaya, Jangan Minum Air PDAM Meski Sudah Dimasak

Warga Surabaya diimbau tidak mengonsumsi air PDAM, meski sudah dimasak. Pasalnya, saat ini air sungai yang jadi bahan baku sedang tercemar limbah industri dan rumah tangga. Dirut PDAM Surabaya M Selim mengatakan, pencemaran terjadi sejak 18 November 2009 sekitar pukul 22.00 WIB. Polutan berasal dari buangan industri dan rumah tangga, termasuk buangan drainase dari Gunungsari. Kondisi ini diperparah dengan tambahan air hujan 15 Desember 2009 sekitar pukul 08.00 WIB. “Pencemaran ini sampai-sampai membuat IPAM Ngagel I, II, dan III, tak mampu menghasilkan air layak konsumsi, karena sisa khlor hanya 0 ppm,” ujar Selim lewat rilis, Rabu (17/12).Desember 2009 sekitar pukul 08.00 WIB. “Pencemaran ini sampai-sampai membuat IPAM Ngagel I, II, dan III, tak mampu menghasilkan air layak konsumsi, karena sisa khlor hanya 0 ppm,” ujar Selim lewat rilis, Rabu (17/12). Khlor 0 ppm ini, kata Selim, mengindikasikan tingginya polutan bahan organik dalam air baku. Padahal, semestinya sisa khlor di IPAM berkisar 0,8 - 1 ppm dan harus sampai di pelanggan 0,1 -0,2 ppm.

Kandungan kalium permanganat (KMnO4) juga 17-18 ppm, padahal semestinya maksimum 10 ppm. Demikian pula kadar oksigen terlarut (DO/dissolved oxygen) hanya 1,7 ppm, padahal semestinya lebih dari 6 ppm, sesuai PP 82/2001). “Untuk itu, kami imbau semua pelanggan untuk tidak mengonsumsi air PDAM untuk dimasak selama masih berbau dan berwarna,” saran Selim.

Dalam satu dua hari ini ia akan berjuang keras meningkatkan kapasitas aerasi, antara lain dengan menambah blower, meningkatkan pemakaian dosis bahan kimia tawas, gas khlor, kaporit, dan karbon aktif hingga 200 persen. Selain itu, juga akan menggelontor air produksi yang tercemar dan mencuci filter sesering mungkin. Selim juga mengimbau para pengusaha tidak membuang limbah industri ke Kali Surabaya.

Direktur Ecoton Prigi Arisandi menyerukan perlunya gerakan massal mengatasi pencemaran. Sekarang, katanya, tak bisa lagi mengandalkan Bapedalda, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), maupun Jasa Tirta, karena mereka terikat prosedur saat bergerak. “Kita tidak bisa menaruh harapan lagi ke mereka. Mereka takut melangkah,” katanya. Gerakan massal ini bisa dicetuskan siapa saja dan diikuti siapa saja seperti gerakan pengumpulan koin solidaritas Prita. “Kami siap membackup,” lanjut Prigi. Surya

Kamis, 10 Desember 2009

10 KASUS MALPRAKTEK DUNIA MEDIS

Menurut Catatan, lebih dari 195.000 orang amerika meninggal karena malpraktik atau kesalahan Dokter dari 37 Juta catatan pasien setiap tahunnya. angka ini lebih tinggi daripada kecelakaan lalulintas darat laut dan udara, AIDS, Kanker digabungkan menjadi satu. Berikut catatan berbagai kasus malpraktek yang sempat saya rangkum dari berbagai sumber di internet.

01. Salah tanam Sperma

Ketika Nancy Andrews, dari Commack, NY, menjadi hamil setelah mengikuti program bayi tabung di sebuah klinik kesuburan di New York. mereka mereka mengharapakan anak yang lebih menarikdari orang tuanya.Setelah tes DNA yang disarankan dokter di klinik tersebut, maka pihak klinik kemudian secara sengaja menggunakan sperma orang lain untuk ditanamkan ke sel telur Nancy Andrews’ . Ketika bayi mereka lahir pada 19 Oktober 2004, mereka menuntut karena tindakan malpraktik yang dilakukan klinik tersebut.

02. Salah cangkok jantung dan paru-paru,

Jésica Santillán seorang gadis berusia 17 tahun, seorang imigran Meksiko,datang ke Amerika Serikat untuk mencari perawatan medis atas jantung dan paru-parunya. Kemudian ia menjalani transplantasi Jantung & paru-paru oleh Dokter Ahli Bedah Rumah Sakit di Universitas Duke di Durham, NC, Namun ia meninggal 2 minggu kemudian setelah menerima jantung dan paru-paru pasien dari golongan darah yang tidak cocok dengan dia. Santillán, yang memiliki jenis darah-O, telah menerima organ dari tipe donor A . Dokter di Duke University Medical Center gagal untuk memeriksa kompatibilitas sebelum operasi dimulai. Santillán meninggal pada operasi kedua yang dimaksudkan untuk mencoba memperbaiki kesalahan, dia menderita kerusakan otak dan komplikasi yang kemudian berakibat fatal.

03. Salah Ambil Testis

Kasus malpraktek lainnya dialami oleh Benjamin Houghton seorang veteran angkatan udara. Dokter melihat adanya gangguan pada testis sebelah kiri dan memutuskan untuk melakukan operasi untuk membuangnya. namun pada saat operasi dokter justru melakukan kesalahan dengan membuang testis sebelah kanan yang sehat. Pasien tersebut kemudian mengajukan ganti rugi sebesar Us$200.000 karena kesalahan fatal tersebut

04. Souvenir 13 Inch
Donald Church, 49 tahun, memiliki tumor di perut ketika ia tiba di Universitas Washington Medical Center di Seattle pada bulan Juni 2000. Ketika dia kembali, tumor sudah tidak ada namun sebuah logam retractor sepanjang 13 Inci ketinggalan didalam rongga perutnya. Untunglah, Dokter Ahli Bedah mampu mengangkat retractor tersebut segera setelah ditemukan, dan ia tidak mengalami kesehatan jangka panjang akibat dari kesalahan tersebut. Rumah sakit setuju untuk membayar ganti rugi sebesar US$ 97,000.

05.Operasi ....salah pasien!!

Joan Morris (nama samaran) adalah perempuan 67 tahun menjadi korban malpraktek yang sangat memalukan. ia yang seharusnya menjalani operasi otak justru jantungnya yang dibedah. Wanita tersebut sudah di meja operasi selama satu jam, dan dokter telah membuat torehan -torehan di dada, artery, alur dalam sebuah tabung dan snaked atas ke dalam hatinya (prosedur dengan risiko perdarahan, infeksi, serangan jantung dan stroke). namun tiba-tiba seorang dokter dari depatemen lain menelepon dan bertanya “apa yang anda lakukan dengan pasien saya?” tidak ada yang salah dengan jantungnya ! “. dokter bedah itupun memeriksa catatan medis pasien dan menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan yang fatal.

06.Mengoperasi otak di sisi yang salah
selama periode tahun 2007 dokter di RS Rhode Island tercata 3 kali melakukan malpraktek. kejadian pertama pada bulan Februari dimana dokter membuat lubang pada sisi kepala yang salah. kemudia Agustus, seorang pria 86 tahun meninggal tiga minggu setelah seorang ahli bedah di Rumah Sakit Rhode Island secara tidak sengaja melakukan operasi di salah satu sisi kepalanya. Untuk yang ketiga kalinya terjadi Nov 23 2007. perempuan 82-an tahun menjalani suatu operasi untuk menghentikan pendarahan otak dan tengkorak nya. J neurosurgeon di rumah sakit memulai mengoperasi pengeboran sisi sebelah kanan kepala pasien, meskipun sebuah CT scan menunjukkan perdarahan di sebelah kiri,

07. Membuang kaki yang salah
Mungkin ini adalah kasus yang paling terkenal yakni kasus kesalahan pemotongan kaki di Tampa (Florida) terhadap pria 52 tahun Willie King, saat prosedur pemotongan pada Februari 1995. Akibat kesalahan fatal rumah sakit tersebut di cabut licensi nya selama 6 bulan dan denda 10.000 US$ dan membayar 900.000 US$ terhadap Willie King dan terakhir tim operasi membayar juga 250.000 US$ terhadap King

08.membuang Ginjal yang sehat

seorang pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Park Nicollet Metodhist Louis Park, Minnesota, karena memiliki tumor yang diyakini menjadi kanker. Namun, dokter salah mendiagnosa dan membuang ginjal yang sehatnya. “Penemuan ini dilakukan pada hari berikutnya ketika diperiksa oleh tim patologi dan tidak menemukan bahwa ginjal yang diaggap berpotensi kanker, ternyata utuh dan berfungsi dengan baik.

09. Bangun ketika dioperasi

Pria dari Virginia Barat ini mengaku terbangun dari Pingsannya ketika dioperasi dan merasakan setiap sayatan dari pisau bedah yang dilakukan tim dokter yang mengoperasi. Hal ini menyebabkan trauma selama dua minggu kemudian, Sherman Sizemore kemudian mengajukan tuntutan ke Rumah Sakit Umum Raleigh Beckley, W.Va., Jan 19, 2006 untuk operasi penyelidikan dan menentukan penyebabnya ia terbangun. Dia dilaporkan mengalami fenomena yang dikenal sebagai kematirasaan kesadaran – sebuah kondisi di mana seorang pasien bedah dapat merasakan sakit, tekanan atau kegelisahan saat operasi, tetapi tidak dapat bergerak atau berkomunikasi dengan dokter.

10.Salah bypass artery

Dua bulan setelah dua kali operasi bypass jantung yang dimaksudkan untuk menyelamatkan hidupnya, pelawak dan mantan Pembawa acara Saturday Night Live. Dana Carvey mendapat berita bahwa ahli bedah jantung telah mem bypassed artery yang salah. Perlu dilakukan operasi darurat untuk menghilangkan sumbatan yang dapat membunuh pria 45 tahun ini. Carvey membawa perkara terhadap rumah sakit tersebut, dengan mengatakan ahli bedah telah melakukan kesalahan fatal dan menuntut US $ 7,5 juta

bila ingin mengcopy mohon cantumkan link ke artikel ini

http://kusnadiyono.blogspot.com/2009/12/10-kasus-malpraktek-dunia-medis.html


Sumber:

http://www.medicalnewstoday.com/articles/11856.php
http://www.nydailynews.com/news/2007/03/22/2007-03-22_what_a_mess_baby-1.html
http://www.cbsnews.com/stories/2003/03/16/60minutes/main544162.shtml
http://www.associatedcontent.com/article/204268/veteran_has_wrong_testicle_removed.html
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0025712502000160
http://seattlepi.nwsource.com/local/49883_error08.shtml
http://www.msnbc.msn.com/id/21981965/
http://findarticles.com/p/articles/mi_m1355/is_n19_v87/ai_16717100
http://wcco.com/local/kidney.surgery.methodist.2.679062.html
http://www.msnbc.msn.com/id/18040894/
http://www.fda.gov/fdac/features/2000/500_err.html

Kamis, 03 Desember 2009

Ternyata Lima Presiden Indonesia Pernah Ditipu !

Sejumlah ilmuwan menilai Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'tertipu' dalam kasus blue energy (energi biru). Seorang pria asal Nganjuk, Joko Suprapto, mengaku bisa memproduksi minyak mentah dari air. Dari biang minyak itu bisa dihasilkan bahan bakar sekelas minyak tanah hingga avtur. Presiden SBY yakin itu merupakan sumbangan Indonesia bagi dunia, di tengah makin meroketnya harga minyak. Sementara, negara dibikin pusing tujuh keliling oleh dampak dari kenaikan itu. Karuan saja, sejumlah pihak, termasuk para ilmuwan, menyesalkan informasi yang belum valid bisa diterima oleh SBY. Kabarnya Joko kini dilaporkan ke polisi.
Penipu 'masuk Istana' ternyata punya sejarah yang cukup panjang. Baiklah kita mulai pada tahun 1950-an, pada masa pemerintah Presiden Soekarno. Ada seseorang yang mengaku Raja Kubu -- suku anak dalam di Jambi. Tidak tanggung-tanggung, dia memberi gelar dirinya Raja Idrus dan istrinya Ratu Markonah. Pasangan 'suami istri' itu, entah bagaimana prosesnya, mendapat pemberitaan pers, termasuk foto-foto keduanya. Maka, sejumlah pejabat negara memberikan penghormatan luar biasa pada 'raja' dan 'ratu' tersebut.
Rupanya ada seorang pejabat yang menghubungi Presiden Soekarno dan kemudian memperkenalkannya. Di Istana, 'suami-istri' yang sebenarnya adalah penarik becak dan pelacur itu sempat diterima sebagai tamu kehormatan di Istana Merdeka. Mereka juga diberi uang, menginap dan makan gratis di hotel-hotel mewah. Termasuk mengunjungi Kraton Yogyakarta dan Surakarta.
Kedok penipuan mereka terbongkar saat berjalan-jalan di Jakarta. Ada seorang tukang becak yang mengenali 'Raja' Idrus, teman seprofesinya di Tegal. Sedang sang 'maharani' juga terbongkar berprofesi sebagai pelacur kelas bawah di kota yang sama. Konon, keduanya bertemu di sebuah warung kopi di Tegal. Kemudian sepakat untuk menjalankan aksi penipuan itu. Keistimewaan Markomah selalu memakai kaca mata hitam baik siang maupun malam. Rupanya sebelah matanya picek.
Pada masa Soeharto, di era 1970-an, juga terjadi penipu kelas kakap. Penipunya bernama Cut Zahara Fona, asal Aceh. Meski tidak tamat SD, dia memiliki ide jenius. Dia, yang selalu mengenakan kain batik, mengklaim bahwa janin yang ada diperutnya bisa berbicara dan mengaji.
Karuan saja, kabar itu menggegerkan masyarakat, apalagi diberitakan secara luas di surat kabar dan majalah. Konon, tiras sebuah harian ibukota terdongkrat naik, karena tiap hari membuat berita tentang 'bayi ajaib' di perut Cut Zahara. Masyarakat yang banyak berdatangan pun rela untuk nguping di perutnya yang dilapisi kain untuk mendengar 'bayi ajaib' itu berbicara atau mengaji. Bukan hanya rakayat biasa, ada juga pejabat yang meyakininya. Termasuk Wakil Presiden Adam Malik yang mengundang Cut Zahara ke Istana Wapres. Bahkan, Menteri Agama KH Mohamad Dachlan termasuk orang yang meyakininya. Untuk meyakininya, ia menyatakan bahwa Imam Syafi'ie selama tiga tahun berada di kandungan ibunya.
Cut Zahara Fona dan suaminya pernah diperkenalkan oleh Sekdalopbang (Sekretaris Pengendalian Pembangunan) Bardosono kepada Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Perkenalan ini dilakukan di Bandara Kemayoran setelah keduanya tiba dari lawatan luar negeri. Tapi, rupanya Ibu Tien termasuk orang yang kurang yakin terhadap 'bayi ajaib'-nya Cut Zahara Fona. Apalagi wanita Aceh itu menolak ketika hendak diperiksa di RSCM.
Konon, Ibu Tienlah yang menggeledah dan mendapatkan bahwa bicara dan mengaji itu hanya berasal dari tape recorder kecil yang disisipkan di perut Cut Zahara. Kala itu memang belum banyak perekam suara sekecil milik Cut. Meskipun kedoknya terbongkar, 'bayi ajaib' tersebut bukan hanya mendapat perhatian masyarakat Indonesia, tapi juga dunia internasional. Hingga ada permintaan dari Pakistan agar Cut dan suaminya berkunjung ke sana. Bahkan, ada yang meramal 'bayi ajaib' itu, bila lahir akan menjadi Imam Mahdi.
Setelah tidak terdengar kasus Istana pada masa Presiden BJ Habibie, yang memang pendek masa jabatannya, pada masa Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) kembali terjadi penipuan yang mengaitkan Istana Negara. Pelakunya adalah Soewondo, yang biasa keluar masuk Istana karena jadi tukang pijat Gus Dur. Orang yang dianggap 'dekat' dengan orang nomor satu di Indonesia itu berhasil menipu Yayasan Dana Kesejateraan Karyawan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (BULOG) dan dituduh membobol uang yayasan hingga Rp 35 miliar. Soewondo sempat kabur, namun kemudian ditangkap polisi di kawasan Puncak, Jawa Barat. Pengadilan memvonisnya 3,5 tahun penjara.
Kasus tersebut sempat menyita perhatian khalayak dan menjadi senjata pamungkas bagi lawan-lawan politik Gus Dur, yang membantah telah memerintahkan pencarian dana itu. Namun, akhirnya Gus Dur lengser juga dari jabatannya gara-gara kasus yang dikenal dengan istilah Buloggate tersebut.
Pada masa Presiden Megawati, skandal 'penipuan' kembali terjadi. Kali ini yang diperdaya adalah Menteri Agama Kiai Said Agil Almunawar. Menteri yang bergelar profesor dan hafidz Alquran ini memimpin penggalian situs di Batutulis Bogor yang diyakini memendam harta karun yang nilainya dapat untuk membayar seluruh utang negara. Menurut Said Agil, Presiden Megawati mengetahui rencana penggalian situs bersejarah yang konon peninggalan Kerajaan Pajajaran itu. Sayangnya, harta karun yang dicari hanya pepesan kosong. Said Agil sendiri kini masih ditahan dalam kasus tuduhan korupsi uang haji.

Moga-moga penghuni Istana yang menjadi lambang kebanggaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia, itu tidak lagi menjadi korban penipuan

Rabu, 02 Desember 2009

Cak To: Boss Pengemis Tinggal Nikmati Hidup!

Cak To, begitu dia biasa dipanggil. Besar di keluarga pengemis, berkarir sebagai pengemis, dan sekarang jadi bos puluhan pengemis di Surabaya . Dari jalur minta-minta itu, dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah mobil gagah, dan empat rumah. Berikut kisah hidupnya.
Cak To tak mau nama aslinya dipublikasikan. Dia juga tak mau wajahnya terlihat ketika difoto untuk harian ini. Tapi, Cak To mau bercerita cukup banyak tentang hidup dan "karir"-nya. Dari anak pasangan pengemis yang ikut mengemis, hingga sekarang menjadi bos bagi sekitar 54 pengemis di Surabaya .
Setelah puluhan tahun mengemis, Cak To sekarang memang bisa lebih menikmati hidup. Sejak 2000, dia tak perlu lagi meminta-minta di jalanan atau perumahan. Cukup mengelola 54 anak buahnya, uang mengalir teratur ke kantong.
Sekarang, setiap hari, dia mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta. Cak To sekarang juga sudah punya rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya di Madura, Cak To sudah membangun dua rumah lagi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk emak dan bapaknya yang sudah renta. Selain itu, ada satu lagi rumah yang dia bangun di Kota Semarang . Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran 2004.
Tidak mudah menemui seorang bos pengemis. Ketika menemui wartawan harian ini di tempat yang sudah dijanjikan, Cak To datang menggunakan mobil Honda CR-V-nya yang berwarna biru metalik.
Meski punya mobil yang kinclong, penampilan Cak To memang tidak terlihat seperti "orang mampu". Badannya kurus, kulitnya hitam, dengan rambut berombak dan terkesan awut-awutan. Dari gaya bicara, orang juga akan menebak bahwa pria kelahiran 1960 itu tak mengenyam pendidikan cukup. Cak To memang tak pernah menamatkan sekolah dasar.
Dengan bahasa Madura yang sesekali dicampur bahasa Indonesia , pria beranak dua itu mengaku sadar bahwa profesinya akan selalu dicibir orang. Namun, pria asal Bangkalan tersebut tidak peduli. "Yang penting halal," ujarnya mantap.
Cak To bercerita, hampir seluruh hidupnya dia jalani sebagai pengemis. Sulung di antara empat bersaudara itu menjalani dunia tersebut sejak sebelum usia sepuluh tahun. Menurtu dia, tidak lama setelah peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI. Maklum, emak dan bapaknya dulu pengemis di Bangkalan. "Dulu awalnya saya diajak Emak untuk meminta-minta di perempatan," ungkapnya.
Karena mengemis di Bangkalan kurang "menjanjikan", awal 1970-an, Cak To diajak orang tua pindah ke Surabaya . Adik-adiknya tidak ikut, dititipkan di rumah nenek di sebuah desa di sekitar Bangkalan. Tempat tinggal mereka yang pertama adalah di emprean sebuah toko di kawasan Jembatan Merah.
ertahun-tahun lamanya mereka menjadi pengemis di Surabaya . Ketika remaja, "bakat" Cak To untuk menjadi bos pengemis mulai terlihat. Waktu itu, uang yang mereka dapatkan dari meminta-minta sering dirampas preman. Bapak Cak To mulai sakit-sakitan, tak kuasa membela keluarga. Sebagai anak tertua, Cak To-lah yang melawan. "Saya sering berkelahi untuk mempertahankan uang," ungkapnya bangga.
Meski berperawakan kurus dan hanya bertinggi badan 155 cm, Cak To berani melawan siapa pun. Dia bahkan tak segan menyerang musuhnya menggunakan pisau jika uangnya dirampas. Karena keberaniannya itulah, pria berambut ikal tersebut lantas disegani di kalangan pengemis. "Wis tak nampek. Mon la nyalla sebet (Kalau dia bikin gara-gara, langsung saya sabet, Red)," tegasnya.
Selain harus menghadapi preman, pengalaman tidak menyenangkan terjadi ketika dia atau keluarga lain terkena razia petugas Satpol PP. "Kami berpencar kalau mengemis," jelasnya. Kalau ada keluarga yang terkena razia, mau tidak mau mereka harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu untuk membebaskan.
Cak To tergolong pengemis yang mau belajar. Bertahun-tahun mengemis, berbagai "ilmu" dia dapatkan untuk terus meningkatkan penghasilan. Mulai cara berdandan, cara berbicara, cara menghadapi aparat, dan sebagainya.
Makin lama, Cak To menjadi makin senior, hingga menjadi mentor bagi pengemis yang lain. Penghasilannya pun terus meningkat. Pada pertengahan 1990, penghasilan Cak To sudah mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. "Pokoknya sudah enak," katanya.
Dengan penghasilan yang terus meningkat, Cak To mampu membeli sebuah rumah sederhana di kampungnya. Saat pulang kampung, dia sering membelikan oleh-oleh cukup mewah. "Saya pernah beli oleh-oleh sebuah tape recorder dan TV 14 inci," kenangnya.
aat itulah, Cak To mulai meniti langkah menjadi seorang bos pengemis. Dia mulai mengumpulkan anak buah. Cerita tentang "keberhasilan" Cak To menyebar cepat di kampungnya. Empat teman seumuran mengikutinya ke Surabaya. "Kasihan, panen mereka gagal. Ya sudah, saya ajak saja," ujarnya enteng.
Sebelum ke Surabaya , Cak To mengajari mereka cara menjadi pengemis yang baik. Pelajaran itu terus dia lanjutkan ketika mereka tinggal di rumah kontrakan di kawasan Surabaya Barat. "Kali pertama, teman-teman mengaku malu. Tapi, saya meyakinkan bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa membantu saudara di kampung," tegasnya.
Karena sudah mengemis sebagai kelompok, mereka pun bagi-bagi wilayah kerja. Ada yang ke perumahan di kawasan Surabaya Selatan, ada yang ke Surabaya Timur. Agar tidak mencolok, ketika berangkat, mereka berpakaian rapi. Ketika sampai di "pos khusus", Cak To dan empat rekannya itu lantas mengganti penampilan. Tampil compang-camping untuk menarik iba dan uang recehan.
Hanya setahun mengemis, kehidupan empat rekan tersebut menunjukkan perbaikan. Mereka tak lagi menumpang di rumah Cak To. Sudah punya kontrakan sendiri-sendiri. Pada 1996 itu pula, pada usia ke-36, Cak To mengakhiri masa lajang. Dia menyunting seorang gadis di kampungnya. Sejak menikah, kehidupan Cak To terus menunjukkan peningkatan.
Setiap tahun, jumlah anak buah Cak To terus bertambah. Semakin banyak anak buah, semakin banyak pula setoran yang mereka berikan kepada Cak To. Makanya, sejak 2000, dia sudah tidak mengemis setiap hari. Sebenarnya, Cak To tak mau mengungkapkan jumlah setoran yang dia dapatkan setiap hari. Setelah didesak, dia akhirnya mau buka mulut. Yaitu, Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.
Menurut Cak To, dia tidak memasang target untuk anak buahnya. Dia hanya minta setoran sukarela. Ada yang setor setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. ''Ya alhamdulillah, anak buah saya masih loyal kepada saya,'' ucapnya. Dari penghasilannya itu, Cak To bahkan mampu memberikan sebagian nafkah kepada masjid dan musala di mana dia singgah. Dia juga tercatat sebagai donatur tetap di sebuah masjid di Gresik. "Amal itu kan ibadah. Mumpung kita masih hidup, banyaklah beramal,'" katanya. Sekarang, dengan hidup yang sudah tergolong enak itu, Cak To mengaku tinggal mengejar satu hal saja. "Saya ingin naik haji," ungkapnya. Bila segalanya lancar, Cak To akan mewujudkan itu pada 2010 nanti.