Jumat, 29 Oktober 2010

Delapan Gunung Api Berstatus Waspada


Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief, memberikan data delapan gunung yang berstatus waspada mengacu pada informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM.

1. Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara
2. Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat
3. Gunung Anak Krakatau, Lampung
4. Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat
5. Gunung Slamet, Tegal, Jawa Tengah
6. Gunung Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
7. Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur
8. Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timu

Kamis, 28 Oktober 2010

Rumah Mbah Maridjan dan wedus gembel

Banyak yang bertanya-tanyi “Mengapa rumah penunggu Gunung Merapi, mBah Maridjan pun bisa tersapu awan panas, padahal sudah sejak beliau lahir tempat tinggalnya aman-aman saja ?“.

Kali ini saya coba memberi gambaran bukan dari sisi klenik dan metafisik., tapi berdasarkan pengamatan bentang alam daerah seputar Gunung Merapi, terutama sekitar Rumah Mbah Maridjan.

Rumah Mbah Maridjan terletak di lereng selatan Gunung Merapi, berada pada dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar 4.5 Km dari puncak merapi.

Rumah Mbak Maridjan berada pada sebuah punggungan bukit yang memanjang. Disebelah timurnya ada (bekas) taman wisata Kali Adem, sedangkan disebelah baratnya ada tempat wisata Kaliurang. (Bekas) Taman wisata Kaliadem ini terkena wedus gembel pada tahun 2006 lalu.

Sebelum tahun 2006, luncuran awan panas hampir salalu mengarah ke barat akibat morfologi puncak merapi, dimana dibagian barat terdapat lubang, sedangkan bagian timur terdapat dinding. Disebelah selatan ada sebuah batu besar yang disebut Gegerboyo (punggung buaya), karena mirip dengan punggungan buaya. Pada tahun 1994, awan panas pernah melanda sebelah timur Lokasi Wisata Kaliurang. Namun secara umum luncuran awanpas Gunung Merapi ini mengarah ke barat.

Ketika terjadi gempa jogja pada 27 Mei 2006 terjadi gempa Jogja dengan kekuatan magnitude hingga 6.3 diduga sebagai penyebab runtuhnya dinding selatan atau runtuhnya Geger Boyo. Keruntuhan geger boyo ini menyebabkan luncuran awanpanas pada erupsi tahun 2006 mengarah ke selatan. Luncuran awan panas pada tahun 2006 ini mengarah keselatan setelah runtuhnya Gegerboyo. Luncuran awanpanas ini mengenai bukit dan berbelok sedikit kebarat kemudian menuju kebawah hingga menutup bunker yang menelan dua korban jiwa.

Luncuran awanpanas 2010

Tahun 2010 ketika terjadi luncuran tentusaja daerah rendahan yang sebelumnya dipakai untuk lewatnya awanpanas terisi oleh material-material yang terbawa tahun 2006, juga hasil endapan lahar yang terangkut oleh air hujan. Sehingga menyebabkan jalur tempat luncuran sebelumnya menjadi “terisi” dan dangkal.

Karena topografi serta morfologi bentuk alurnya berubah tentusaja aliran awanpanas juga berubah mengikuti jalur yang lain. Sangat naas bagi daerah Dusun Kinahrejo, yang sebelumnya aman menjadi jalur aliran debu ujung dari awan panas ini. Hal inilah yang menyebabkan mengapa jalur luncuran awanpanas 2010 berbeda dengan jalur tahun 2010.

Awan panas pada dasarnya terisi oleh material campuran pasir, batu, kerakal, kerikil, pasir hingga debu volkanik. Setiap aliran awanpanas didalamnya terdapat material piroklastik terisi oleh material campuran pasir, batu, kerakal, kerikil, pasir hingga debu volkanik memiliki volumenya hingga jutaan meterkubik. Material ini akan mengisi jalur-jalur ini sehingga menyebabkan alurnya berubah. Ketika ada luncuran berikutnya tentusaja akan mengikuti pola airan yang “baru”, dan tidak mengikuti aliran yang lama.

BERUBAH !

Pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini adalah, alam itu selalu berubah sehingga manusia harus ikut bersama-sama alam berubah supaya tidak terkejut adanya perubahan-perubahan yang mungkin akan mengancam dirinya.

Waspadai: Jarak Luncur Erupsi Merapi Bisa Mencapai 15 km

Tahun 2010 ini Kemungkinan arah erupsinya belum ada peta yang dipublikasikan oleh Badan Geologi. Hal ini mungkin karena morfologi Gunung Merapi sudah banyak berubah akibat letusan tahun 2006.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyatakan perlu mewaspadai tiga jalur arah erupsi Merapi tahun 2010 ini pasca dinaikkannya status aktivitas gunung tersebut dari Waspada menjadi Siaga, Kamis malam kemarin. Ketiga jalur arah erupsi tersebut adalah ke Barat Daya, Selatan dan ke arah Tenggara.

Pada erupsi 2006 jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi. Tetapi untuk setiap peningkatan aktivitas Gunung Merapi tidak menutup kemungkinan erupsi yang terjadi mencapai jarak luncur hingga 15 kilometer.

Sesar dan Potensi Gempa di Jogja

Yang pertama harus disebut tentu tidak lain dan tidak bukan adalah sesar Opak.

sesar kedua, sesar lain (yang tersembunyi, terpendam di bawah sedimen setebal > 1 km) dengan arah sama dan harus dicurigai sesar ini turut bergerak signifikan, mengingat daratan persis di atasnya justru menjadi lokasi2 kerusakan yang cukup parah. Mungkin sesar ini juga yang ertanggung jawab kenapa pergeseran di Yogya dan Bantul cukup besar (masing2 7 dan 10 cm), padahal edua lokasi ini jauh dari sesar Opak.

Yang ketiga, dari Prambanan ke tenggara, melintasi Gantiwarno. Gak tahu apa namanya, tapi sesar ini jadi batas utara Pegunungan Sewu (alias Southern Mountains). Kita juga harus curiga sesar ini telah ikut bergerak, karena banyak longsoran dan rekahan yang dijumpai di sini meski posisinya cukup jauh dari lokasi episentrum gempa utama. Mungkin getaran akibat gerakan sesar ini pula yang sempat memporak-porandakan Wonogiri hingga Ponorogo.

Yang keempat, dari Parangtritis ke barat daya. Kemarin saya menyebutnya sesar Kulonprogo – Parangtritis. Ada beberapa episentrum aftershock di sini. Juga jangan dilupakan adanya titik longsoran di kompleks Goa Seplawan, tepatnya di Watu Kelir, perbatasan Kulonprogo – Purworejo (titik ini tidak masuk dalam skupnya peta Bu Rita). Kalo ditarik garis lurus menuju Parangtritis, ternyata lintasannya berimpit dengan sesar Kulonprogo – Parangtritis tad

prediksi ke depan, mungkin kita harus mengkhawatirkan segmen di utara Yogya (tepatnya dari Prambanan ke utara, dimana dihipotesakan ada sesar menuju Merapi – Merbabu – Telomoyo – Ungaran menurut van Bemmelen) serta segmen di sebelah barat Kulonprogo (dimana dataran rendah aluvial membentang hingga ke Cilacap, berujung pada sesar Citanduy – Kroya yang konon juga masih aktif dan punya potensi membangkitkan gempa tektonik dengan Mw = 6,1 menurut artikel di Kompas beberapa waktu lalu). Pergeseran sebesar 60 cm dalam sesar Opak, seperti yang dihitung pak Irwan Meilano, bukanlah angka yang kecil.

Menarik apa yang diungkap di halaman ini, yaitu tentang 4 patahan yang ada yang “bertanggungjawab” atas gempa kemarin. Tentang sesar Opak memang sudah diketahui, termasuk sesar Batur Agung(?) yang dari Prambanan ke arah tenggara dan sesar pesisir pantai Samas atau Sanden. Tetapi yang paling menarik adalah sesar yang tersembunyi (karena tersembunyi belum diberi nama) yang dalam peta melintasi Kab.Bantul mulai dari muara Progo sampai Kota Yogyakarta bagian tenggara. Untunglah ada penelitian yang mengungkapkan hal tentang sesar itu dan jangan disimpan dalam lemari arsip, biar tau gitcu.., Kalau dilihat memang betul sebab meski jauh dari kali Opak (10an km) tapi parah kerusakannya, bila ditarik garis lurus dari Pajangan (barat/barat laut kota Bantul) lalu, Kasongan (utara kota bantul) ke arah timur laut lagi seperti: Winongo,Sawit,Sewon,Kweni/Jarakan,Dongkelan, Krapyak(semuanya Bantul utara) terus ke Prawirotaman,Brontokusuman,Tamansiswa,Umbulharjo dan berhenti di Kotagede (semuanya di kota yogya bagian tenggara)semakin ke utara semakin parah,bahkan waktu gempa terjadi jalan Bantul (di daerah Kweni)sempat terbelah lalu nutup lagi.Mungkin itulah yang menyebabkan kerusakan di suatu tempat berbeda (meski satu kampung sebagian rubuh tapi sebelahnya tidak). Maaf ya mas, komentnya panjang amat…..
Ada yang usul nama patahan tersebut?

Pakde, kira2 sesar yang ndelik itu melewati daerah mana ya? ato jangan2 mengikuti sungai Code (ndak tahu sungai atau sesarnya yang ikut2) karena di kanan kiri aliran sungai Code itu cukup parah. Seperti yang pernah saya tanyakan disini dulu. atawa yang di Sungai Gajah Wong (karena sebelah timurnya yaitu Kota Gede juga lumayan parah)
Karena efek Gempa yang seperti polka dot (pating trotol) dibeberapa tempat itu yang menderita kerusakan parah ada sesar ata lapisan sesar dibawahnya?
Menanti Sebuah Jawaban


http://rovicky.wordpress.com/2006/09/13/empat-patahan-dalam-gempa-yogya/


Rabu, 27 Oktober 2010

Belajar Prediksi Gempa dari Cina

Cina adalah wilayah yang sering diguncang gempa. Walaupun ia kelihatannya stabil dan jauh dari tepi lempeng, jangan salah, keraknya itu disusun oleh berbagai mikro-lempeng. Dan, di batas pertautan mikro-lempeng2 inilah sesar2 mendatar besar merancah Bumi Cina. 50 atau 45 juta tahun yang lalu, Sub-Kontinen India membentur bagian baratdaya Cina. Benturan ini telah memperlambat laju gerak India ke utara, tetapi ia tidak menghentikannya. Sampai sekarang pun ia masih bergerak, dan telah masuk mengindentasi kerak Eurasia di sisi baratdaya Cina sampai sejauh 2500 km.

Dalam geologi, suatu gangguan gaya tak akan berhenti begitu saja. Kalau ada aksi maka selalu akan ada reaksi. Kalau ada yang diangkat, maka akan ada yang ditenggelamkan. Kalau ada yang dibenturkan masuk, maka akan ada yang ”ditendang” keluar. ”Tendangan” keluar adalah escape tectonics, atau extrusion tectonics. Cina dan Asia Tenggara dikoyak-koyak dan dimodifikasi geologinya oleh escape structures. Dan, sesar2 mendatar besar di Cina adalah escape tectonics, sekaligus penebar malapetaka (Sumatra pun begitu, Sesar Sumatra adalah semula escape tectonics yang dimodifikasi oblique subduction). Altyn Tagh Fault, Nan Shan Fault, Karakorum Fault, Shansi graben (transtension) adalah wilayah2 strike-slip faulting besar yang ditaburi episentrum2 gempa besar.

Dan, Cina selalu memegang record gempa yang menewaskan ratusan ribu orang (karena penduduknya pun di atas 1 milyar). Tahun 1556, sebuah gempa di Shen-su membunuh 830.000 orang – ini gempa terburuk yang pernah ada di Bumi. Tahun 1920 gempa di Kansu membunuh 180.000 orang, Tahun 1927 gempa di Qinghai membunuh 120.000 orang. Tahun 1976 gempa di Tangshan membunuh 255.000 orang. Itu adalah gempa2 terburuk di Cina, masih banyak gempa yang lain dengan korban jauh di bawah itu. Cina semakin padat, tetapi belakangan korban tewas semakin sedikit, walaupun kekuatan gempa tak berkurang. Tahun 1988 di Nepal dan Cina terjadi gempa, tetapi hanya memakan korban 1000 orang.

Bulan Februari 1975, sebuah gempa berhasil diprediksi 5 jam sebelum terjadi, yaitu gempa di Haicheng, Cina timur laut. Para ahli gempa Cina menggunakan apa yang disebut peristiwa2 ”gelagat mau gempa” (premonition/precursors), seperti kejadian serangkaian gempa kecil (foreshock) dan deformasi tanah secara cepat beberapa jam sebelum goncangan utama. Mereka juga menganggap serius kebijaksanaan2 kuno para petani : bahwa binatang, kalau mereka mencium ada bahaya yang akan datang, mereka akan berlaku aneh sebelum gempa datang (ular2
tiba banyak keluar dari sarangnya, ikan2 di kolam gelisah, tikus2 di got kota berlarian keluar di atas jalan, dll.). Dan, karena masyarakat di sana telah teredukasi dengan baik melalui public education, juga mau menurut, mereka mau mengungsi beberapa jam sebelum gempa terjadi. Saat gempa terjadi, memang makan korban tentu, tetapi para ilmuwan Barat yang mengunjungi tempat2 kejadian berpendapat bahwa cara Cina ini telah berhasil menyelamatkan puluhan ribu nyawa.

Gempa Tangshan 1976 yang besar itu memang makan banyak korban (255.000 tewas), tetapi gempa ini telah diprediksi akan terjadi di dalam hitungan maksimal lima tahun. Hanya waktu tepatnya tidak diketahui, dan gempa terjadi di daerah Cina yang sangat padat (timur Beijing). Tetapi, ilmuwan Barat memperkirakan bahwa gempa Tangshan sebenarnya bisa membunuh sampai 650.000 orang.
Kalau pernah ke Forbidden City di jantung kota Beijing, di situ ada guci maha besar peninggalan zaman Dinasti Ming. Di dalamnya ada air yang sangat tenang. Di sekeliling bibir guci ada patung delapan naga dengan bola besi di multnya. Kalau ada guncangan yang menimbulkan riak di air, apalagi sampai menjatuhkan bola-bola dari mulut sang naga : maka waktunya telah tiba untuk seluruh penghuni kota harus mengungsi – gempa besar akan datang. Itulah kebijaksanaan kuno Cina hasil karya para seismologist Cina.


Daftar Nama Korban Bencana Gunung Merapi (Update)

Gunung Merapi memuntahkan lahar dan awan panas ‘wedus gembel’ pada Selasa 26 Oktober 2010 pukul 17.02 Waktu Indonesia Barat, Lereng Merapi bagian Selatan jadi yang paling parah. Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman luluh lantak.

Ini daftar nama-nama korban: (akan terus diupdate sesuai info terbaru)

1. Mbah Maridjan (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
2. Yuniawan (laki-laki), wartawan VIVAnews, Cibinong, Bogor
3. Tarno (laki-laki), Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
4. Yamto Utomo (laki-laki) Ngrangkang, Cangkringan, Sleman
5. Wahono (laki-laki) Palemsari, Cangkringan, Sleman
6. Sajiman (laki-laki) Kepuharjo, Cangkringan, Sleman
7. Puji Rano (laki-laki) Palemsari, Cangkringan, Sleman
8. Mr X (laki-laki) Cangkringan, Sleman
9. Imam Nur Kholik (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
10.Sipon (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
11.Tutur (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
12.Mr X (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
13.Mr X (bayi laki-laki ) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
14.Wiyono (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
15.Mr X (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
16.Emi (perempuan) Kinaherjo, Cangkringan, Sleman
17.Emy by ny (perempuan) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
18.Imam 1 (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
19.Andri (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
20.Imam 2 (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
21.Mr X (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
22.Nardi (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
23.Saworejo (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
24.Mr X (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman
25.Slamet Ngadiran (laki-laki) Kinahrejo, Cangkringan, Sleman

26. Ny Pujo (68), perempuan, kondisi badan luka bakar 70 persen.

27. Tarno (60), laki-laki, kondisi badan luka bakar 70 persen.
28. Muji (30), laki-laki, kondisi badan luka bakar 89 persen.
29. Ny Mursiyah (45), perempuan, kondisi luka bakar 70 persen.


Selasa, 26 Oktober 2010

Mauritius: Perempuan Gemuk Simbol Kecantikan dan Kemakmuran

Warga di Mauritius, sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, memiliki tradisi turun temurun untuk membuat anak perempuan menjadi gemuk. Caranya dengan memaksa mereka untuk makan. Namun, saat ini tradisi tersebut mendapat banyak tentangan dari kalangan muda Mauritius.

Adalah wanita bernama Mariam Mint Ahmed, 25, yang menentang tradisi tersebut. Dia mengatakan tradisi bernama leblouh ini adalah tradisi yang berbahaya dan dihapuskan.

“Saya mengenal banyak wanita muda tidak berdosa yang digemukkan diluar kemauan mereka dan kebanyakan dari mereka mengalami sakit tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,” ujarnya seperti dilansir dari stasiun berita CNN.

Tradisi ini didasarkan pada anggapan warga Mauritius bahwa perempuan gemuk adalah simbol kecantikan dan kemakmuran. Sementara wanita kurus dianggap tidak menarik dan aib bagi keluarga karena dianggap tidak mampu memberinya makan.

Mint Ahmed mengatakan dengan mata berkaca-kaca, bahwa wanita di Mauritius telah banyak menderita akibat tradisi leblouh. Merena dipaksa memakan makanan dalam jumlah banyak serta dipaksa untuk meminum berliter-liter susu sapi atau kambing.

Mint Ahmed menceritakan bagaimana seorang gadis dihukum oleh keluarganya jika tidak menghabiskan makanannya. Salah satu metodenya dalah dengan menekan kayu ke jempol. Siksaan ini menurutnya sangat menyakitkan.

Salah satu yang pernah merasakan leblouh adalah Selekeha Mint Sidi. Dia mengaku disiksa oleh ibunya hingga dia mau makan.

“Ibuku mulai menggemukkan saya ketika saya berumur 13 tahun. Dia biasanya memukuli saya hingga saya mau memakan couscous yang berminyak dan daging domba besar. Saya kira perut saya akan meledak kala itu,” ujarnya Mint Sidi.

Mint Sidi mengatakan bahwa dia kerap memuntahkan makanannya karena perutnya tidak kuat lagi menampungnya. Namun, orang bertugas mengawasi leblouh menganggap itu hal biasa dan normal pada wanita muda.

Mar Jubero Capdeferro, yang bertugas pada program gender di badan PBB di Mauritius mengatakan bahwa tradisi leblouh menjadi semakin berbahaya akhir-akhir ini saat para orang tua mengganti susu unta dengan bahan kimia untuk menggemukkan binatang.

“Ketika mereka nanti tua, umur 40 dan 50an, mereka tidak akan bisa bergerak, mereka akan menderita hipertensi, diabetes, dan banyak penyakit lainnya,” ujarnya.

Menurut studi Asosiasi Solidaritas Sosial, sebuah badan untuk para korban tradisi di Mauritius, hanya tujuh persen gadis kota yang menjalani leblouh, sementara di desa mencapai 75 persen. Menurut organisasi ini, wanita desa masih memegang teguh tradisi ini.

“Sangat sulit untuk menghapuskan tradisi leblouh di Mauritius. Tradisi ini telah mengakar dalam pikiran dan jiwa para Ibu di Mauritius, terutama di daerah pedesaan dimana warga desa dengan pendidikan rendah mengikuti secara buta tradisi ini,” ujar Lemrabott Brahim, seorang pengamat sosial di Mauritius


http://kosmo.vivanews.com/news/read/182785-di-negara-ini-wanita-dipaksa-makan-agar-gemuk

Senin, 25 Oktober 2010

Ramalan Kiai Cupu Panjala, 2011 Penuh Gejolak

belum diedit

Kiai Cupu Panjala yang berbentuk tiga buah guci ukuran kepalan tangan manusia dewasa meliputi Semar Kinandu, Palang Kinantang dan yang paling kecil Kentiwiri. Ketiga cupu dimasukkan ke dalam kotak kayu, dan kemudian dibungkus dengan kain kafan.
Cupu yang dibuka setahun sekali pada musim tanam itu, konon dipercaya sejumlah pihak berisi ramalan kejadian alam, baik pertanian, kriminalitas, hukum, politik, maupun peristiwa alam, termasuk musibah dan bencana. Berbagai goresan atau noda yang tertempel pada kain kafan, dipercaya menjadi ramalan kejadian tahun mendatang.

Meskipun semuanya hanya noda pada kain kafan yang membentuk gambar, tetapi karena selalu jadi menyataan, maka tidak mengherankan pembukaan Kyai Cupu Panjolo selalu dibanjiri pengunjung, sejak sore hingga pagi hari, bukan hanya warga biasa tetapi pejabat, selain ingin melihat keadaan keadaan tahun mendatang sekaligus ngalap berkah.

Konon jamuan makan itu sebagai wujud ”berkah” dari orang-orang yang terkabul permintaannya. Jadi, soal makan dan minum tidak masalah, karena cukup banyak orang yang ”selamatan” setelah doanya terkabul.

”Kaleresan wedal menika ingkang kabul pinyuwune wonten 89 tiyang (Kebetulan hari ini yang terkabul permintaannya ada 89 orang),” kata Dwijo Sumarto. ”Lha dhaharan niku wau saking tiyang-tiyang meniko (Lha makanan itu semua dari orang-orang itu),” tambahnya.
Pembukaan kain kafan pembungkus dilaksanakan di rumah ahli waris Kiai Cupu Panjala, Dwijo Sumarto Dusun Mendak Desa Girisekar Kecamatan Panggang, disaksikan ribuan peziarah yang datang dari berbagai wilayah DIY, Jateng, Jatim bahkan DKI dan Jabar.
Dengan dipimpin abdi keraton Jogja, ratusan kain kafan pembungkus cupu, satu persatu dibuka dan hasil temuan yang ada dalam kain kafan, diumumkan pada peziarah melalui pengeras suara.


di tahun 2006 ditemukan adanya kain yang sangat kotor, menandakan bencana alam atau berbagai musibah tampaknya tidak terelakkan lagi. Hal ini dengan. Lokasi bencana diperkirakan bagian timur, karena pada kain itu ditemukan tanah merah di sisi timur termasuk titik‑titik hitam. hal ini terbukti dengan terjadinya Gempa Bantul yg menewaskan ribuan orang.


Pecinta spiritual Sabda Langit, mengatakan dengan melihat gambaran yang ada di lembaran kain pembungkus Cupu Kiai Panjala, pada 2011 mendatang akan banyak bencana dan kejutan di Tanah Air.

"Melihat beberapa gambaran yang ada, dan banyak yang saling bertolak belakang. Saya yakin 2011 mendatang akan banyak kejutan terjadi. Inisedikit berbeda dibandingkan dengan kondisi yang ada saat ini," katanya.

Sabda enggan menyebutkan secara rinci mengenai gambaran yang ada dengan kondisi Gunung Merapi yang saat ini sedang mengalami peningkatan. Namun dia tidak menampik hubungan guratan yang ada dengan kemungkinan yang akan terjadi saat Merapi meletus.

"Guratan yang ada menunjukkan fenomena yang lebih banyak terbalik. Va memang ada yang mengarah, dan membaca gambaran itu tidak bisa sepotong-sepotong," pungkasnya

Pertikaian

Pada pembukaan Cupu, masyarakat dikagetkan munculnya bercak darah, gambar pistol maupun senjata laras panjang, serta gambar seorang tentara. masyarakat menafsirkan, gambar tersebut merupakan prediksi masih banyaknya pertumpahan darah yang melibatkan aparat di Indonesia.

Peningkatan aktivitas Gunung Merapi, yang dikhawatirkan akan segera mencapai puncaknya, juga tergambar dari ditemukannya pasir pada salah satu lembar kain. Pasir ditemukan pada kainyang mengarah Barat Laut dari lokasi, atau letaknya mengarah ke Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah. "Ini pasir ngalor ngulon [barat laut] mengarah Merapi yang akhir-akhir ini aktivitasnya meningkat," kata Heri, seorang pengunjung dari Wonosari.

Terkait kondisi kamtibmas, untuk setahun ke depan juga diprediksi masih akan terus terjadi gonjang-ganjing. Hal itu tergambar dari munculnya gambar tokoh wayang Doma, yang selama ini dikenal sebagai tokoh provokator nan licik.

Namun prediksi bakal terjadi gonjang-ganjing ini sedikit terobati dengan munculnya gambar tokoh Semar yang dikenal sebagai tokoh penentram masyarakat.

Lebih lanjut, menafsirkan sejumlah tanda itu. Sabda Langit menandaskan bakal banyak kejutan yang terjadi pada tahun mendatang, mulai dari kemungkinan lengsernya pemerintahan Presiden SBY, hingga kesadaran sejumlah pihak mengenai hakikat kehidupan dan masyarakat.

"Perlu diingat dalam setahun ke depan tetap akan ada banyak bencana. Dari gambaran yang ada, hal itu jelas terlihat," tandasnya.

Sabda mengungkapkan, bakallahir pemimpin baru yang memiliki unsur spiritual, nampak dari gambaran bintang dan segitiga yang terlihat dari cupu. Kemungkinan pemimpin baru bakal lahir dari utara dan timur serta mendapatkan restu leluhur.

"Dia adalah keturunan Mataram, Majapahit dan Kutai. Dia akan lahir dari utara dan timur," pungkas dia.

Salah satu kerabat Keraton Jogja, KRT Rinta Iswara, mengatakan meski masih berupa sanepan atau pralambang, gambar-gambar pada kain kafan penutup Cupu Kiai Panjala patut dicermati.

Menurut dia meski jika dilihat dari kaca mata ilmiah hal itu terlihat sangat irasional, ramal-an-ramalan itu kerap terbukti kebenarannya.

Bagi masyarakat yang percaya, imbuhnya, ramalan Cupu Kiai Banjala bisa menjadi pepeling atau upaya antisipasi terhadap berbagai persoalan yang sewaktu-waktu bisa terjadi, seperti bencana atau kekerasan, pertikaian dan tindak kriminal yang semakin marak terjadi.

"Yang jelas ramalan Cupu Kiai Panjala ini bisa menjadi pepeling bagi kita semua agar selalu waspada terhadap bencana, serta peristiwa lain," tegas Rinta

Cupu Panjala yang dikeramatkan kembali dibuka Selasa (19/10) dini hari tadi. Ada 55 catatan penting tanda yang terbaca oleh juru kunci, di antaranya bercak darah, angka, gambar Semar dan Druna serta pasir.

Pengunjung dari berbagai daerah berdatangan untuk memadati rumah ahli waris Dwijo Sumarto Dusun Mendak Desa Girisekar Kecamatan Panggang Gunungkidul untuk menyaksikan langsung.

Selama ini ritual ini dipercaya bisa meramal berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam setahun yang akan datang.

Cupu Panjala adalah tiga buah guci kecil yang berukuran sekepal tangan orang dewasa yang diletakkan dalam kotak kayu tertutup yang dibungkus sekitar 400 lembar kain kafan.

Cupu paling besar bernama Semar Kinando, yang agak kecil Kalang Kinantar sedang yang paling kecil Kenthiwiri. Ketiga cupu itu diperkirakan berumur 600 tahun.

Setiap setahun sekali tepatnya malam Selasa Kliwon bulan Dulkaidah atau mongso kalimo Cupu tersebut dibuka.

Berdasarkan gambar yang muncul pada pembukaan tahun ini, pengunjung memperdiksikan akan tetap terjadi pertumpahan darah yang melibatkan aparat seperti yang hangat di pemberitaan media akhir-akhir ini.

Hal ini dengan banyak munculnya bercak darah kering dan gambar pistol maupun senapan laras panjang serta seorang tentara.

Isu yang menghangat seperti Gunung Merapi yang mulai mengalami peningkatan aktivitas juga disinggung oleh pengunjung. Karena ditemukan pasir yang mengarah Barat Laut dari lokasi atau letaknya mengarah ke Gunung Merapi yang ada di peratasan Jogja-Jawa Tengah.

Tidak seperti pembukaan cupu biasanya, pengunjung yang datang tidak terlalu banyak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kemungkinan karena tidak ada peristiwa politik seperti Pilkada, legislatif maupun pemilihan presiden sehingga peziarah tidak banyak yang antusias.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Berikut gambar yang muncul pada pembukaan Cupu Panjala sesuai dengan keterangan Dwijo Sumarto selaku ahli waris sekaligus juru kunci menunjukkan :

1. Kain kafan bagian utara lembab, tetapi sebelah selatan, kering

2. Pada kain kafan bagian baratdaya ada gambar Angsa

3. Kain kafan bagian utara, selatan dan barat nampak kotor, bahkan di pojok baratdaya ada bercak darah kering

4. Bagian timur ada angka 1 dan bercak darah serta barat laut ada pasir

5. Sebelah timur ada gambar pistol dengan laras menghadap selatan

6. Sebelah selatan ada huruf K dan V

7. Bagian timur ada merang padi

8. Kain kafan bagian selatan ada gambar pistol larasa panjang

9. Kafan bagian selatan ada gambar tokoh wayang Durno menghadap ke barat

10. Bagian timur laut ada gambar binatang Celeng menghadap ke selatan

11. Pojok baratlaut ada gambar anak menghadap ke utara

12. Bagian timur ada angka 8 dan dibawahnya terdapat bercak darah

13. Kin kafan kotor tetapi kering

14. Bagian barat ada gambar ayam Jago menghadap ke utara

15. Bagian selatan ada gambar pria dan perempuan saling berhadapan dan berjabat tangan

16. Bagian selatan ada gambar tiga jari tangan

17. Bagian barat ada gambar telinga manusia

18. Sebelah timur laut ada angka 95

19. Bagian selatan ada gambar tikus menghadap ke barat

20. Kain kafan bagian barat ada daun kering tetapi warnanya masih hijau

21. Sebelah selatan dan timur ada bercak darah kering

22. Sebagian besar kain kondisinya kering

23. Tetapi kemudian sebagian besar kain kafan lembab bahkan agak basah

24. Sebelah timur ada kulit kayu

25. Bagian barat laut ada isi buah anggur

26. Kain kafan sebelah utara ada lubang

27. Sebelah barat daya ada gambar ayam betina

28. Bagian barat daya ada anak berpakaian lengkap dan dibawahnya ada orang yang berpakaian tari Bali

29. Sebelah timur ada bercak darah kering dan gambar kepala Singa menghadap ke arah selatan

30. Bagian selatan ada serat bambu

31. Bagian timur ada gambar ayam jantan/ jago menghadap ke arah selatan

32. Bagian utara ada merang padi

33. Kain kafan kotor

34. Sebelah timur ada gambar kepala orang bertopi dan berkacamata mengharap ke utara

35. Bagian barat daya ada gambar orang perempuan menggendong anak kecil

36. Bagian barat laut ada gambar buaya dengan mulut menganga separo

37. Bagian selatan ada gambar kepala berpeci mengharap ke arah barat

38. Sebelah utara ada gambar bola

39. Kondisi kain kafan kotor semua

40. Sebelah timur ada bunga rumput merah

41. Sebelah timur ada gambar gunung berapi mengeluarkan asap

42. Sebelah selatan ada rambut pendek

43. Kain kafan semuana lembab bahkan agak basah

44. Sebelah tenggara ada gambar kupu dengan sayap berkembang

45. Bagian barat daya ada gambar kepala manusia dengan kondisi hancur

46. Bagian utara ada gambar bintang segitiga

47. Bagian barat ada gambar orang memegang pistol dengan posisi siaga menghadap ke barat

48. Sebelah tenggara ada gambar pistol laras panjang

49. Bagian barat daya ada gambar orang dengan posisi terbalik, kepala dibawah tetapi kaki di atas

50. Sebelah selatan ada gambar tokoh wayang Semar memakai sabuk menghadap ke barat

51. Sebanyak 3 lemabar kain kafan kondisinya lembab

52. Sebelah barat ada gambar tentara menghadap ke arah timur

53. Sebelah timur ada semut mati

54. Sebelah barat daya ada gambar tokoh wayang Durno menghadap ke arah utara

55. Sebelah tenggara ada gambar jam dengan menunjuk pukul 9.

Minggu, 17 Oktober 2010

Mengenal Para Gali Jogja

belum selesai ditulis
OPERASI memberantas kejahatan di Yogyakarta menghangat lagi. Sclama sebulan terakhir ini, sedikitnya ditemukan enam mayat "gali", dengan luka yang mematikan di leher dan kepala. Dua di antaranya adalah mayat Budi alias Tentrem, 29, dan Samudi Blekok, alias Black Sam, 28, yang dikenal sebagai pentolan. Mayat Budi, yang dulu dikenal dengan gang Mawar Ireng-nya, ditemukan dalam parit di tepi jalan di daerah Bantul, tepat pada awal tahun 1985. Sedangkan mayat Blekok diketahui tergeletak di belukar di daerah Kotagede, sehari sebelumnya. "Mukanya rusak, hampir tak bisa dikenali lagi," ujar seseorang yang mengenal Blekok. Menurut sumber TEMPO, Budi dan Blekok termasuk pentolan gali. Ketika di Yogyakarta dan sekitarnya ada Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK), 1983, keduanya memilih lari daripada menyerahkan diri. Entah kapan keduanya kembali ke Yogya, tahu-tahu mereka dijumpai sudah menjadi mayat. "Kami tak mau ambil risiko terhadap mereka yang membandel dan beberapa kali melarikan diri. Tapi, terhadap mereka yang mau sadar dan kembali ke masyarakat secara baik-baik, kami menerimanya dengan baik pula," ujar Letnan Kolonel Tuswandi, 43, komandan Kodim 0734 merangkap kepala staf Garnisun Yogya, kepada TEMPO, mengomentari penemuan beberapa mayat gali. Dikatakan bahwa Blekok dan Budi selama ini memang sudah masuk daftar hitam karena tak mau menyerah itu. Pada masa jayanya, Blekok dikenal sebagai orang kuat dalam kelompok Slamet Gaplek. Kelompok ini mempunyai daerah kekuasaan di seputar pertokoan Ngampilan dan Wirobrajan. Setiap bulan, mereka rajin sekali menarik upeti dari pemilik toko. Bila ada yang berani membangkang, tak segansegan mereka melakukan tindak kekerasan. Blekok, menurut sumber yang mengetahui, bertubuh kekar dan berkulit hitam. Ke mana-mana ia biasa mengendarai sepeda motor bersetang tinggi. Di pinggang, senantiasa terselip senjata kebanggaannya, trisula. Dia gemar mengenakan celana Jin butut, bajunya berbunga warna-warni, lengkap dengan selendang di lehernya. Ia pintar main gitar dan sering membawakan lagu-lagu dari Rolling Stone. Sedikit-sedikit, ia bisa berbahasa Inggris. Tak heran bila di kalangan turis bule - yang biasa nongkrong di seputar Sosrowijayan - namanya cukup populer. "Ia mendapat panggilan akrab Black Sam, dan sering kelihatan runtang-runtung bersama cewek kulit putih sepanjang Malioboro," kata sebuah sumber kepada E.H. Kartanegara dari TEMPO. Ia cepat menjadi akrab dengan para turus itu, barangkali, karena sering mengisap ganja dengan cara ngebung - mengisap dengan pipa dari bambu. Ketika pada Maret 1983 ada operasi besar-besaran terhadap gali yang dimotori komandan Garnisun Yogya, Letkol M. Hasbi , Blekok meninggalkan Yogya. Rupanya, Yogya dinilainya sudah "aman", hingga ia pun berani kembali. Tapi, ternyata ia kembali untuk menjemput maut. Akan halnya Tentrem, dulu menguasai daerah Bantul Barat. Tak hanya mengutip upeti, kelompok Tentrem ini juga diketahui beberapa kali melakukan perampokan dan tindak kejahatan lain. Ia menyelamatkan diri sampai ke Jambi, sewaktu rekan-rekannya kena dor. Di sana, kabarnya, ia sempat terlibat pencurian kayu, dan tengah dicari petugas. Bisa jadi, di rantau ia tak kerasan, dan memilih balik ke Yogya. Apa mau dikata, ternyata kemudian ia tewas, menyusul rekan-rekannya yang sudah kena dor pada April-Mei 1983 lalu. Ketika itu, tercatat paling tidak empat pentolan gali yang tertembak mati, yaitu Suwahyono, Ismoyo, Supeno, dan Slamet Gaplek - bosnya Blekok. Belasan gali lain, yang mencoba melawan atau melarikan diri, pun ikut tertembak mati. Suwahyono, 31, merupakan tokoh gali yang pertama kali kena tembak. Petugas terpaksa menghajarnya dengan peluru, karena ia mencoba lari saat digerebek di lokalisasi WTS Sanggrahan. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai "penguasa" di seputar Gondomanan. Ismoyo, 35, tewas tak lama kemudian akibat keroyokan massa. Ia merupakan tokoh "gali intelek" - tamatan Fakultas Sosial Politik UGM. Akan halnya Supeno, sebelum tewas tertembak, sempat ditahan di Garnisun Yogya. Pengelola perjudian di dekat Stasiun Tugu, yang mempunyai puluhan anak buah, itu akhirnya tertembak karena - kabarnya-mencoba melarikan diri. Slamet Gaplek sendiri, 30, tertembak di tempat persembunyiannya di Pakis Gunung, Surabaya, awal Mei 1983. Para pentolan itu, dari hasil kutipan sanasini, berpenghasilan lumayan: Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta sebulan. Tak heran bila mereka bisa hidup berfoya-foya, mempunyai istri lebih dari satu, dan punya beberapa rumah yang cukup mentereng. "Organisasi mereka sudah memru mafia, dan jaringannya sudah mengakar di mana-mana," ujar Hasbi, ketika itu. Menurut Tuswandi, operasi memberantas kejahatan di Yogya memang berjalan terus. Sebab, "Kejahatan 'kan juga masih terus ada." Ia tetap mengimbau agar para gali yang belum menyerah segera kembali menjadi orang baik-baik. Kini, tercatat hampir 600 gali di Yogya yang sudah bertekad untuk insaf. Mereka mendapat pembinaan dan pengawasan dari pamong setempat. Sebagian ada yang masih dikenai wajib lapor. Ada yang setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. Dan bagi yang enggan dibina, "pembinaan paksa" tampaknya akan diterapkan.

Begitu juga Iman Supeno yang pernah mengaku kepada TEMPO, mempunyai penghasilan Rp 1,5 juta sebulan dari daerah kekuasaannya. Hampir semua tokoh yang sudah marhum itu mempunyai rumah dengan perabotan "lumayan" -- seperti tv berwarna, lemari es, dan juga mobil. Selain ada gali yang kaya juga ada yang sarjana -- bahkan pegawai negeri. Salah seorang dari 60 gali Yogyakarta yang tertembak, adalah sarjana jurusan Ilmu Sosial dan Politik, UGM, Drs. Ismoyo. Bekas pegawai Pemda Yogyakarta itu berhenti jadi pegawai negeri karena "nyambi" di dunia hitam. Begitu pula Bagong Supriyadi, bekas Lurah Desa Keparakan Yogya, yang kini terkena wajib lapor bersama ratusan gali lainnya. Ia diberhentikan dari jabatan, dan dipindahkan ke Sub Dit Pemerintahan Kodya Yogya, karena melarikan diri ketika gali diporak-porandakan di kota itu. Mula-mula ia membantah disebut gali. "Sejak dari rahim Ibu, saya tidak pernah memeras, apalagi merampok," ujar Bagong. Tapi, setelah ditunjukkan bukti-bukti, Bagong mengaku mempunyai 60 anak buah dan "memungli" 100 bis kota. "Tapi yang memungut Koperasi Angkutan Kota, kami hanya kebagian jatah 50 bis dengan pungutan masing-masing Rp 1.500 sehari," tutur Bagong di rumahnya. Kini ia tumbang
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1985/01/19/KRI/mbm.19850119.KRI38127.id.html
ip52-214.cbn.net.id/id/.../mbm.19830618.KRI44351

Tokoh: Mengenal Slamet Gaplek, Gali Jogja

"IBU harap menyiapkan peti mati, dua meter kain putih, dan dua meter plastik." Begitu kata-kata singkat seorang petugas kecamatan. Wagirah, perempuan tua penduduk Kampung Ngadiwinatan, Yogyakarta, tak sempat bertanya banyak -- karena tamunya segera pamit. Ia hanya bisa menduga, dengan hati waswas, permintaan petugas itu ada hubungan dengan anaknya, Slamet Gaplek, tokoh gali yang sudah sebulan lebih menghilang.
Apalagi, sehari sebelum tamu itu datang 1 Mei 1983, beberapa petugas berpakaian preman menggeledah semua rumah di kampung itu. Para-para sampai kolong tempat tidur digeledah dengan cermat. "Kami akan membersihkan hama kalian," kata petugas operasi pemberantasan gali dari Garnisun Yogyakarta, yang tampak penasaran tak berhasil menemukan Slamet Gaplek di sana.
Slamet, akhirnya pulang ke rumah ibunya, tertutup rapat dalam peti. Menurut sumber di Garnisun Yogya Slamet Gaplek ditemukan di daerah Pakis Gunung, Surabaya, awal Mei lalu. Sejak gali-gali dibabat, Slamet tampaknya bersembunyi di sana. Ketika hendak ditangkap kata sumber itu lagi, Slamet, 30 tahun, yang bertubuh kekar menurut saja. Tapi begitu hendak dinaikkan ke atas mobil ia berontak, "sampai borgol di tangannya patah." Maka, tak ada jalan lain kecuali melumpuhkannya dengan "si bongkok". Seseorang yang mengetahui menyatakan bahwa di baju Slamet, yang dikenakan saat ia ditembak, konon ada sekitar 20 lubang bekas peluru.
Slamet Gaplek dikenal sebagai tokoh gali sekaliber Suwahyono, yang mati tertembak lebih dahulu (TEMPO, 16 April 1983). Gemar naik jip bergambar pedang bersilang, Slamet mempunyai daerah kekuasaan di pertokoan seputar Ngampilan dan Wirobrajan. Cahyadi, pemilik toko besi Yogya Indah, mengaku setiap bulannya dikenai "pajak" Rp 10.000 oleh kawanan Slamet.
"Setelah Wahyo tertembak, ia datang sendiri minta pungutan untuk tiga bulan," kata Cahyadi lagi. Setelah kawan dekatnya itu tertembak mati -- ketika itu Slamet sempat ikut melayat -- ia rupanya merasa terancam juga. Ia lalu mendatangi beberapa toko yang berada "di bawah perlindungannya", mencari bekal, lalu menghilang dari Yogya. Dan sejak itu petugas sibuk mencarinya.
Rumah orang tuanya di Ngadiwinatan, rumah kedua istrinya, dan bahkan tempat Slamet diketahui sering memancing -- di Pandaan, Gunung Kidul -- tak hentinya dilongok petugas. "Ia sungguh membuat kami lelah," kata seorang petugas yang ikut memburu Slamet. Tak tahunyua ia bersembunyi di Pakis Gunung. Yayuk, 23 tahun, istri muda Slamet, mengaku terakhir kali menemui suaminya di sana, dua minggu sebelum ia mati tertembak. Saat itu, katanya, "Mas Slamet sebenarnya ingin menyerah, tapi tidak tahu caranya." Ayah dari tiga anak itu, diakui Yayuk, selalu memberi uang belanja yang lumayan.
Slamet ternyata tak hanya menyayangi kedua istrinya. Ia juga menyayangi ibunya. Rumah Nyonya Wagirah di Ngadiwinatan, yang dibangun Slamet tergolong top. Berdinding beton, rumah seluas sekitar 100 m2 itu beratap genteng kualitas tinggi, yang dicat dengan warna hijau dan kuning. Di kamar tamunya, yang terasa lapang dan nyaman oleh kaca riben, terdapat sebuah lemari es dan teve berwarna. Di halaman rumah, ada taman yang asri, lengkap dengan lampu warna ungu.
Rumah kedua istrinya di kampung lain, kondisinya juga kira-kira sama. Tak heran karena dari "bisnis"-nya, menurut perhitungan sebuah sumber di Garnisun, "Slamet paling tidak bisa mengantungi Rp 2,5 juta sebulan." Penghasilannya yang menyamai golongan kelas menengah itu, barangkali betul. Tapi, kata Yayuk, setahunya itu bukan hasil memeras. "Mas Slamet punya bengkel sepeda motor," katanya.
Namun Nyonya Wagirah, ibunya, mengakui bahwa sejak kecil Slamet memang sudah senang berkelahi dan mencuri. Sering membolos ketika di SD, Slamet kecil senang mencuri gaplek yang baru diturunkan dari truk dekat sekolahnya. Sejak itu ia dikenal dengan sebutan Slamet Gaplek. "Nama sebenarnya Slamet Trihartono," kata Nyonya Wagirah.
Berbeda dengan Slamet yang hanya tamatan SD, tokoh gali lain yang juga mati dalam waktu hampir bersamaan, Ismoyo, adalah seorang sarjana. Ia lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Menurut keluarganya, Ismoyo, 35 tahun, meninggal akibat tembakan. Tapi, petugas di Garnisun menyatakan, "ia mati karena dikeroyok massa."
Punya kegemaran menyabung ayam dan berjudi, Ismoyo pernah menjadi karyawan Pemda Yogya, di biro organisasi dan tata laksana. Ia dipecat karena sering membolos. Rupanya ketika itu ia sudah mempunyai "usaha sambilan" yang lebih menguntungkan. Menurut keluarganya, usaha Ismoyo bukan memeras, melainkan berusaha sebagai seorang wiraswasta. Gali atau wiraswasta, apa mau dikata, kini ia telah tiada. Tak jelas ia korban ke berapa. Tapi operasi pemberantasan gali di Yogya yang dilancarkan sejak akhir Maret, dikabarkan sudah "melumpuhkan" puluhan orang -- mereka yang tak mau menyerah.

Mengenal Tikus putih

Tikus putih atau mencit berasal dari Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena introduksi oleh manusia. Di alam liar tikus hidup berkelompok, tinggal di dalam liang selama musim dingin dan beraktifitas di luar selama musim semi dan musim panas. Di alam liar tikus pada umumnya hanya aktif di malam hari, namun mencit peliharaan memiliki periode kegiatan selama siang dan malam. Penggunaan

Sebagian besar tikus putih yang diperoleh dari peternak digunakan sebagai hewan laboratorium dalam penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Bahkan, tujuh puluh persen dari semua hewan yang digunakan dalam kegiatan biomedis adalah tikus. Lebih dari 1000 jenis dan strain tikus telah dikembangkan, serta ratusan mutan digunakan sebagai model penyakit manusia.

Anatomi dan Fisiologi

o Dewasa berat badan: 25 – 40 g (betina); 20-40 g (jantan)
o rentang umu: 1.5 – 3 tahun

Breeding awal tikus jantan maupun betina adalah sekitar 50 hari. meskipun mungkin betina estrus pertama mereka pada 25-40 hari. Tikus polyestrous dan berkembang biak sepanjang tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu sendiri berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear berguna dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus estrus. Perkawinan biasanya terjadi pd malam hari dan dapat dikonfirmasi oleh kehadiran sebuah plug sanggama di vagina hingga 24 jam pasca-sanggama. Kehadiran sperma pada vagina smear juga merupakan indikator telah kawin.

Tikus betina ditempatkan bersama-sama cenderung masuk ke anestrus dan tidak siklus. Jika terkena feromon tikus jantan, sebagian besar betina akan masuk ke estrus dalam waktu sekitar 72 jam. Ini sinkronisasi dari siklus estrus dikenal sebagai efek Whitten.

Rata-rata periode kehamilan adalah 20 hari. Sebuah subur estrus postpartum terjadi 14-24 jam setelah kelahiran, dan simultan laktasi dan memperpanjang usia kehamilan usia kehamilan 3-10 hari karena implantasi tertunda.

Rabu, 13 Oktober 2010

Perlukah Penembak Misterius Diaktifkan Kembali?

Di era 1980-an ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap hingga kini, karena itu muncul istilah "petrus", penembak misterius.

Tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat sudah dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan, jurang atau kebun. Peristiwa penculikan dan penembakan tersebut berlaku bagi mereka yang sewaktu masih hidup diduga sebagai gali, preman, residivis, penjahat, bromocorah, dan kaum kecu dan mereka sering dipinggirkan dalam kehidupan.

Pada era Soeharto, petrus hanya berlaku untuk preman & penjahat kelas teri, mereka yang merampok karena kondisi kepepet dan lapar. Namun TIDAK untuk preman berdasi, mereka yang mencuri karena rakus dan punya kesempatan. Bahkan ada yang berpendapat kalau preman-preman berdasi itu justru punya kedekatan dengan Pak Harto sehingga mereka tidak di-dor.

Mari kita tengok kehidupan masyarakat kita akhir-akhir ini, di mana sangat sering terjadi tindakan brutal dan anarkis yang mungkin hanya gara-gara masalah sepele atau salah faham saja. Lihat saja kasus Blow Fish yang berlanjut ke persidangan; kasus Mbah Priuk, tawuran antar supporter atau antar warga (dimana polisi pun kurang sukses mengatasi amuk massa yang anarkis tersebut) dan yang tak kalah mengerikan adalah maraknya aksi perampokan yang semakin nekat dan sadis; atau aksi preman jalanan seperti “kapak merah” dan sejenisnya. Apalagi aksi teroris yang sangat kejam yang bisa mengakibatkan korban massal dan kerusakan yang luas.

Dalam format yang lebih “halus” kita mengenal kasus Century, Gayus Tambunan, Susno Duadji dan masih banyak lagi kasus “halus” yang berbuntut sangat panjang dan terkesan sulit untuk diurai. Bagi kita masyarakat awam, seolah-olah mudah saja menyelesaikan semuanya itu : Lha wong sudah jelas semuanya kok, mau ngapain lagi? Kan tinggal dihukum, kan beres! Namun apakah demikian jika ditinjau secara hukum? Menurut mereka yang pintar dan sangat menguasai hukum, semuanya itu haruslah bisa dibuktikan secara yuridis formal, seperti yang sering diucapkan oleh Kapolri, Bambang Hendarso Danuri.

Di sisi lain, sebagian dari mereka yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung masyarakat atau para petugas pelayanan masyarakat yang notabene merupakan tempat di mana kita mencari perlindungan, keadilan dan pelayanan yang baik dari mereka, justru memperlihatkan kecenderungan perilaku yang mirip dengan kaum yang terpinggirkan. Jaksa, hakim, polisi dan aparat penegak hukum atau aparat pemerintah lainnya justru bisa diajak “bermain” jika ada duitnya. Itu sudah bukan rahasia lagi, bahkan sampai sekarang-pun setelah ada KPK.

Bagaimana ya kira-kira jika “petrus” di-aktif-kan lagi untuk membersihkan negeri ini dari keberadaan mereka? Jika ditinjau dari sisi kemanusiaan dan HAM, jelas hal tersebut sangat salah. Namun jika ditilik dari segi keamanan dan kenyamanan publik, kok kayaknya negeri ini perlu “petrus”. Bagaimana jika suatu pagi kita menyaksikan berita bahwa mereka para tokoh teroris, koruptor, aparat & pejabat nakal, sampai preman dan penjahat jalanan ditemukan telah tidak bernyawa lagi? Bagaimana jika mereka telah berada di dalam karung atau tubuh mereka di-geletakkan begitu saja di suatu tempat?
Mungkin tidak semuanya diperlakukan demikian.

Tapi paling tidak ada beberapa yang di-dor, sebagai shock terapi seperti pada era Soeharto. Mungkin saja setelah beberapa “teman seprofesi” nya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa lagi, bisa menimbulkan efek jera dan mereka menjadi ketakutan dan angka kejahatan menjadi turun. Itu hanya logika orang awam yang sangat sederhana dan apa adanya, tanpa memperhitungkan efek positif & negatif atau resiko ke depan yang tentu akan menimbulkan pendapat pro-kontra. Bagaimana menurut Anda?