Kamis, 12 November 2009

Waspadai Merebaknya Penyakit Kaki Gajah

Filariasis limfatik ditemukan di daerah tropis Asia, Afrika, Amerika tengah dan selatan, dengan taksiran 120 juta manusia di 80 negara yang terjangkit. Lebih dari 50 persen kabupaten/kota di Tanah Air termasuk daerah endemis penyakit filariasis. Sekitar 10 juta orang telah terinfeksi filariasis, dengan 150 juta orang hidup di daerah endemik filariasis. Biasanya daerah endemik adalah daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai besar atau badan air yang lain, kawasan kumuh kota, daerah padat penduduk dan banyak genangan air kotor.
Sedikitnya lima kelurahan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah dinyatakan sebagai daerah endemis penyakit kaki gajah dengan jumlah penderita mencapai puluhan orang. Lima daerah endemis penyakit kaki gajah tersebut adalah Kelurahan Pasir Sari, Bandengan, Pebean dengan jumlah penderita mencapai 10 orang, sedangkan Bumirejo 28 penderita serta Kelurahan Tegal Rejo sebanyak 12 penderita. Di wilayah banten penyakit kaki gajah ditemukan di desa Tegalsari, Tigaraksa, Tangerang, Hasil pendataan kami, dari 100 warga Desa Tegalsari yang diperiksa kondisi kesehatannya, lima yang positif penyakit dan satu di antaranya meninggal, sedangkan di Bekasi tercatat 46 orang positif terinfeksi filariasis, mereka berada di 12 kecamatan.
Kabupaten Serang Kecamatan Gunungsari, Ciruas, Kibin, Cikande, dan Tirtayasa."
Siti (50), salah satu penderita penyakit kaki gajah, warga RT 02 RW 05 Desa Nagara, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, mengaku pembengkakan bagian kaki sebelah kanan dialaminya sejak usia lima tahun hingga sekarang dan terus membesar seperti layaknya kaki gajah
di Jambi, lima penderita baru kaki gajah bertempat tinggal di Talang Banjar, Paal Merah, Kebun Kopi, Simpang Kawat, dan Cempaka Putih. Kota Jambi, bukan endemis penyakit ini. Seluruh korban diduga sebelumnyapernah tinggal di daerah-daerah yang menjadi endemis, seperti di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi.
Terkait hal itu, pemerintah menargetkan eliminasi penyakit kaki gajah agar tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia tahun 2020. Tujuan khususnya adalah menurunkan tingkat mikrofilaria kurang dari satu persen di kabupaten/kota, serta mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis.

indikasi:
Filariasis Limfatik adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tiga jenis cacing parasit, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.Cacing ini ditular dari dan ke manusia melalui vektor nyamuk. Sebanyak 23 spesies nyamuk menjadi vektor cacing mikrofilaria, termasuk nyamuk Anopheles dan nyamuk Aedes serta nyamuk Culex.
Infeksi cacing filaria yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfa) mengakibatkan gejala akut dan kronis. Secara klinis, penyakit itu menimbulkan peradangan di kelenjar dan saluran getah bening, terutama pada daerah pangkal paha dan ketiak. Gejala paling nyata dari penyakit ini adalah elephantiasis, atau yang kerap disebut dengan kaki gajah karena terjadi penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya.
Elephantiasis biasanya menyerang bagian bawah tubuh, namun hal ini juga tergantung pada species filaria atau cacing yang menjadi parasit. Cacing parasit Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi dapat menyerang kaki, tangan, vulva, dan dada. Sedangkan Brugia timori jarang menyerang bagian kelamin.
gejala klinis penyakit. demam berulang-ulang selama tiga hingga lima hari, lalu demam itu hilang jika istirahat dan kambuh lagi setelah bekerja berat. Gejala lain, terdapat pembengkakan kelenjar getah bening atau tanda ada luka pada daerah lipatan seperti paha, ketiak, dan tampak kemerahan sehingga terasa panas dan sakit. Bahkan, terjadi radang pada saluran kelenjar getah bening sehingga terasa panas dan sakit yang menjalar dari tungkai kaki hingga ujung.bila penyakit itu kumat seluruh badan terasa seperti ditusuk-tusuk jarum hingga kepala. Bagi penderita positif ’filaria’ yang kakinya sudah membesar dan meski sudah sembuh akan mengalami cacat sementara berupa kaki tetap membengkak. Namun pembengkakan itu akan sembuh dalam jangka lima tahun,.

Pengobatan:
Pengobatan penyakit kaki gajah dimaksudkan untuk mematikan cacing filarial dengan meminum empat jenis obat, yakni DEC, Albendazole, Parasetamol, dan vitamin B6. Obat Dethyl Carbamazine (DEC) diberikan secara berulang kali agar cacing itu mati dan tidak menggerogoti tubuh korban.Bagi penderita yang sudah mencapai kategori kronis akan diberikan obat itu untuk diminum tiga kali sehari selama 10-12 hari. "
Berdasarkan data WHO Dethyl Carbamazine sangat aman dikonsumsi meskipun memiliki efek samping seperti mual dan pusing selama dua atau tiga hari setelah pemberian obat, sehingga dilarang diberikan pada anak di bawah 2 tahun, penduduk lanjut usia, dan memiliki penyakit berat. Obat oral ini hanya satu butir satu tahun, selama lima tahun pengobatan.
Di Indonesia, pemberian DEC bagi pengidap filariasis dinilai lebih mudah bagi eliminasi massal terutama untuk pengidap yang berada di daerah-daerah terpencil yang jauh dari akses layanan kesehatan.
Penelitian yang dilakukan pakar dari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) baru-baru ini menyatakan obat doxycycline yang dikonsumsi pengidap filariasis limfatik atau penyakit kaki gajah, menimbulkan efek samping yang paling ringan dibanding obat-obat jenis lain.karena tidak menimbulkan demam tinggi, mual, dan pusing-pusing seperti antibiotik lain.
Namun pola konsumsinya yang tanpa henti (non-stop) satu butir per hari selama enam minggu, pengobatan filariasis menggunakan doxycycline hanya tepat untuk pengobatan perorangan, bukan untuk mengobatan massal,karena bila doxycycline diberikan sebagai pengobatan massal, sementara tingkat disiplin pengidap filariasis untuk mengkonsumsi obat sesuai dosis masih rendah di sebagian besar masyarakat Indonesia, maka yang terjadi justru nanti penyakit lebih resisten di tubuh penderita.

Badan kesehatan dunia, WHO telah mensponsori pembagian 1,9 miliar dosis obat sederhana sejak tahun 2000 dalam Jurnal Public Library of Science Neglected Tropical Diseases. disebutkan bahwa proyek yang digagas oleh Global Programme to Eliminate LF sejauh ini telah melakukan upaya pencegahan pada 6,6 juta anak dan bakal terus melakukan programnya pada 9,5 juta penderita lain.Perawatan kaki gajah ini menggunakan kombinasi dua obat, keduanya gratis diberikan. Obat ini mesti diberikan sekali setahun selama lima tahun untuk memastikan bahwa penyakit ini tidak menyebar.Manfaat lain dari lobat ini adalah sifatnya yang mampu menghambat pertumbuhan cacing perut (pencernaan) dan nyaris 100 juta anak dan wanita terobati dengan ini. Sekitar 83 negara di dunia ini mengalami endemi penyakit ini dan program ini telah dapat diterapkan di 48 negara, sekitar 570 juta orang jadi sasaran



Sumber:
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/11/12/19350661/jangan.panik.efek.samping.obat.antifilariasis.cuma.2-3.hari

http://regional.kompas.com/read/xml/2009/11/12/19155216/obat.cacing.bikin.masalah.depkes.turunkan.tim.ahli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar