Direktur Earth Observatory of Singapore Kerry Sieh.memperkirakan Pulau Sumatera akan terjadi dengan kekuatan 8,8 SRdalam waktu 30 tahun ke depan. Kieh mengatakan gempa 7,9 SR yang mengguncang Padang, Sumatera Barat, berdurasi 45 detik. Dan dia memperkirakan gempa selanjutnya akan memiliki durasi 5 menit. atau 6 kali lebih lama dibanding gempa 30 September 2009. analisisnya dilakukan dengan menggunakan spesimen koral dari wilayah Sumatera untuk mengetahui alur tren gempa.
Gempa raksasa yang menimbulkan tsunami mematikan seperti terjadi di Aceh empat tahun lalu masih mungkin terjadi di Sumatera dalam waktu dekat. Kali ini potensi gempa datang dari bawah Kepulauan Mentawai yang berada di barat Sumatera Barat. Hasil penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa pengumpulan energi di bawah pulau tersebut masih sangat besar. Jika lempeng bumi sudah tak kuat menahan, energi tersebut dapat sewaktu-waktu dilepaskan dan menghasilkan gempa raksasa dan tsunami.
Gempa yang dihasilkan bisa mencapai 8,9 SR," ujar Dr Danny Hilman Natawidjaja, pakar gempa dari Pusat penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang melakukan penelitian di sana bersama peneliti lain dari California Institute of Technology (Caltech). Sebagai perbandingan, gempa yang melanda Aceh tanggal 26 Desember 2004 memiliki kekuatan dengan skala 9,2.
Perkiraan tersebut merupakan hasil penelitian terakhir dengan menggabungkan pengukuran pergerakan lempeng dengan peralatan GPS (global positioning system), pola pertumbuhan terumbu karang, catatan sejarah geologi kawasan tersebut, dan citra radar satelit. Dari hasil mengukur pola pertumbuhan karang di sekitar Mentawai, Danny dan kawan-kawan mengetahui bahwa gempa raksasa pernah terjadi di lokasi yang sama tahun 1797 dan 1883.
Gempa besar berikutnya sebenarnya sudah teradi di Mentawai tahun 2007 dengan skala 8,5. Namun, hasil pengukuran memperlihatkan bahwa gempa tersebut baru melepaskan 25 persen energi dibandingkan gempa raksasa yang terjadi tahun 1883. Artinya, masih ada tiga perempat energi yang belum dilepaskan.
Sementara itu, bukti-bukti belum dilepaskannya energi dapat diketahui dari pengukuran menggunakan perangkat GPS, yang dapat dikatakan tidak bergerak sama sekali di sejumlah titik di atas zona tumbukan lempeng benua. Kapan tepatnya energi tersebut akan dilepaskan, belum ada satu pun ilmuwan yang dapat memastikan. Namun, melihat pola siklusnya, Danny memprediksi akan terjadi dalam waktu dekat.
Gempa raksasa yang menimbulkan tsunami mematikan seperti terjadi di Aceh empat tahun lalu masih mungkin terjadi di Sumatera dalam waktu dekat. Kali ini potensi gempa datang dari bawah Kepulauan Mentawai yang berada di barat Sumatera Barat. Hasil penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa pengumpulan energi di bawah pulau tersebut masih sangat besar. Jika lempeng bumi sudah tak kuat menahan, energi tersebut dapat sewaktu-waktu dilepaskan dan menghasilkan gempa raksasa dan tsunami.
Gempa yang dihasilkan bisa mencapai 8,9 SR," ujar Dr Danny Hilman Natawidjaja, pakar gempa dari Pusat penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang melakukan penelitian di sana bersama peneliti lain dari California Institute of Technology (Caltech). Sebagai perbandingan, gempa yang melanda Aceh tanggal 26 Desember 2004 memiliki kekuatan dengan skala 9,2.
Perkiraan tersebut merupakan hasil penelitian terakhir dengan menggabungkan pengukuran pergerakan lempeng dengan peralatan GPS (global positioning system), pola pertumbuhan terumbu karang, catatan sejarah geologi kawasan tersebut, dan citra radar satelit. Dari hasil mengukur pola pertumbuhan karang di sekitar Mentawai, Danny dan kawan-kawan mengetahui bahwa gempa raksasa pernah terjadi di lokasi yang sama tahun 1797 dan 1883.
Gempa besar berikutnya sebenarnya sudah teradi di Mentawai tahun 2007 dengan skala 8,5. Namun, hasil pengukuran memperlihatkan bahwa gempa tersebut baru melepaskan 25 persen energi dibandingkan gempa raksasa yang terjadi tahun 1883. Artinya, masih ada tiga perempat energi yang belum dilepaskan.
Sementara itu, bukti-bukti belum dilepaskannya energi dapat diketahui dari pengukuran menggunakan perangkat GPS, yang dapat dikatakan tidak bergerak sama sekali di sejumlah titik di atas zona tumbukan lempeng benua. Kapan tepatnya energi tersebut akan dilepaskan, belum ada satu pun ilmuwan yang dapat memastikan. Namun, melihat pola siklusnya, Danny memprediksi akan terjadi dalam waktu dekat.
Ia tidak memungkiri kemungkinan energi yang tersimpan dilepaskan secara berangsur-angsur. Namun, sejarah yang tercatat dengan baik di antara lapisan terumbu karang juga dengan jelas memperlihatkan bahwa gempa besar terjadi secara berulang. Jadi, penduduk di pantai barat Sumatera, seperti Padang, Bengkulu, dan juga Aceh, sepertinya masih harus waspada menghadapi kemungkinan gempa dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-
catatan gempa di sumatera :
tulisan ini akan terus diupdate......
catatan gempa di sumatera :
tulisan ini akan terus diupdate......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar