Dokter spesialis bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotabaru dr.Jon Kenedy, SpB berhasil mengeluarkan 404 ekor cacing gelang atau
Ascaris Lumbicoidis dari perut seorang bocah laki-laki I Made Lanus Saputra (9). anak seorang warga transmigrasi yang diketahui siswa Kelas III SDN, Harapan Maju, Batulicin, Tanah Bumbu, Provinsi Kalimatan Selatan, tersebut beberapa bulan ini perutnya berisi ratusan cacing gelang dewasa sepanjang 15-35 centimeter dengan keadaan hidup dalam usus
Sekitar sepekan sebelumnya Made ang telah mengalami kesulitan buang angin dan buang air besar itu pada awalnya diduga dokter rumah sakit telah terjadi penyumbatan pada usus Made, sehingga perlu dilakukan operasi. Betapa terkejutnya tim dokter tersebut menemukan ratusan cacing gelang dewasa yang masih hidup di dalam usus kecil perut made, sementara dalam foto rongen sebelumnya tidak menunjukkan adanya ratusan cacing gelang dalam perut bocah itu. Tidak diketahuinya cacing gelang yang tumbuh dewasa dalam perut Made dalam waktu lamakarena mereka tidak melihat gejala aneh di tubuh anak keduanya ini. Tetapi dalam dua pekan terakhir Made mengeluh sakit perut, diperkirakan Made hanya menderita sakit perut biasa karena banyak makan buah.
Mendengar kata cacing, tentu pikiran kita akan membayangkan binatang yang bulat panjang tanpa tulang yang hidup di tempat kotor. Sudah barang tentu kita juga sudah tahu macam macam cacing baik cacing yang hidup di tanah yang biasa digunakan sebagai umpan maupun cacing yang hidup di air.Cacing yang hidup di tanah disamping bisa digunakan sebagai umpan, juga sangat membantu pak tani dalam menggemburkan tanah pertanian. Sayangnya ada saudaranya cacing tanah yang doyan hidup di dalam usus manusia. Karena cacing merupakan salah satu makhluk hidup yang harus makan untuk mempertahankan hidupnya, maka di dalam perut pun cacing ini akan makan segala hal yang bisa dimakan.
Sebenarnya cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing kremni, cacing tambang dan cacing pita. Mari kita bahas satu persatu :
1. Cacing gelang (Askariasis)
Biasanya disebabkan oleh keluarga cacing Askaris lumbricoides yang merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia.Cacing gelang tidak mengisap darah. Namun, ia bisa seenaknya saja menyerobot gizi makanan yang ada di perut manusia,
Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia bagian atas, dan melepaskan telurnya di dalam kotoran manusia. Infeksi pada manusia terjadi melalui jalan makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung telur cacing. Telur yang tertelan akan mengeluarkan larva. Larva ini akan menembus dinding usus masuk ke aliran darah yang akhirnya sampai ke paru paru lalu akan dibatukan keluar dan ditelan kembali ke usus. Penyakit yang timbul dari infeksi ini antara lain anemia, obstruksi saluran empedu, radang pankreas dan usus buntu.
2. Cacing Kremi (Enterobiasis)
Cacing yang memegang peranan disini adalah Enterobius vermikularis yang sering banget terjadi pada anak kecil. Cacing ini berukuran 2 - 13 mm, Cacing dewasa akan tinggal di usus besar. Cacing betina yang akan bertelur meninggalkan usus besar menuju anus yang merupakan tempat bertelur yang paling ideal. Saat inilah si anak akan menangis karena lubang anusnya gatal. Secara kasat mata, cacing ini akan terlihat sebesar parutan kelapa disekitar lubang anus.
Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk langsung melalui mulut baik dengan perantara makanan maupun dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu. Cacing ini biasanya bertelur disekitar dubur penderita pada malam hari, sehingga mengganggu tidur. Dalam waktu enam jam, cacing tersebut mampu bertelur sebanyak 11.000 - 15.000 butir.
3. Cacing Tambang
Paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale danNecator americanus. Ia dapat menyusup melalui pori - pori kulit, dan telurnya menetas dalam tiga hari. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia.Telur akan menetas menjadi larva di luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus kulit telapak kaki yang berjalan tanpa alas kaki.
Larva akan be
rjalan jalan di dalam tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan dan ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen. Cacing ini ganas karena bisa menggerogoti hati dan mengisap darah.
4.Cacing Cambuk (Trichuriasis)
cacing cambuk, yang senang bermukim di usus besar manusia. perkembangbiakannya makan waktu 2-3 minggu. Cara penularannya bisa melalui telur atau larva cacing yang masuk lewat mulut atau lu ka di kulit. Cacing dewasa akan tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan telurnya ke luar tubuh manusia bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya akan menetas di dalam usus halus dan hidup sampai dewasa disana. Gejala yang timbul pada penderita cacing cambuk antara lain nyeri abdomen, diare dan usus buntu.
Cacing pita dewasa Taenia solium.
Cacing pita dew asa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid (bagian yang mengandung telur). Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja. Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung bi la tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista. Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang mati menimbulkan reaksi yang hebat. Kista hidup di dalam jaringan (misalnya di otak) dan bisa dilihat dengan CT atau MRI. Kadang-kadang kista bisa ditemukan pada pemeriksaan laboratorium dari jaringan yang diambil dari bintil di kulit.
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala. Infeksi yang berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam, Bila infeksi sampai ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa terjadi kejang. Pada infeksi cacing dewasa, telur bisa ditemukan disekeliling dubur atau di dalam tinja. Proglotid atau kepala cacing harus ditemukan di dalam tinja dan diperiksa dengan mikroskop untuk membedakannya dari cacing pita lainnya. Cacing - cacing tersebut bertelur di dalam usus manusia. Seekor cacing betina, misalnya, dapat bertelur sampai 200.000 butir sehari. Sobat - sobatjangan heran, setelah bertelur segitu banyaknya, dalam perut cacing itu masih tersisa persediaan sekitar 26 juta butir telur. Padahal, cacing gelang yang panjangnya rata - rata 20-30 cm ini hanya berusia setahun. perkembangbiakannya cepat sekali, kan?
Cara pencegahan sebenarnya cukup simpel yaitu kita harus menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan terutama dalam penyajian makanan. Dalam membeli makanan, kita harus memastikan bahwa penjual makanan memperhatikan aspek kebersihan dalam mengolah makanan. juga secara teratur minum obat anti cacingan
Jika salah satu anggota keluarga/orang disekitar kita yg lama contack dengan kita mengalami cacingan maka sebaiknya seluruh anggota keluarga mengkonsumsi obat cacing, karena sangat mungkin parasit ini menyebar cepat ke tubuh yg laen, dan perhatikan hewan peliharaan anda terjaga juga kebersihannya.
Sumber :
http://www.hidayatullah.com/index.php/berita/iptek/9352-misteri-mengorok-diungkap-ilmuwan
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_pita
http://www.kapanlagi.com/h/0000148376.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar