Kamis, 28 Oktober 2010

Sesar dan Potensi Gempa di Jogja

Yang pertama harus disebut tentu tidak lain dan tidak bukan adalah sesar Opak.

sesar kedua, sesar lain (yang tersembunyi, terpendam di bawah sedimen setebal > 1 km) dengan arah sama dan harus dicurigai sesar ini turut bergerak signifikan, mengingat daratan persis di atasnya justru menjadi lokasi2 kerusakan yang cukup parah. Mungkin sesar ini juga yang ertanggung jawab kenapa pergeseran di Yogya dan Bantul cukup besar (masing2 7 dan 10 cm), padahal edua lokasi ini jauh dari sesar Opak.

Yang ketiga, dari Prambanan ke tenggara, melintasi Gantiwarno. Gak tahu apa namanya, tapi sesar ini jadi batas utara Pegunungan Sewu (alias Southern Mountains). Kita juga harus curiga sesar ini telah ikut bergerak, karena banyak longsoran dan rekahan yang dijumpai di sini meski posisinya cukup jauh dari lokasi episentrum gempa utama. Mungkin getaran akibat gerakan sesar ini pula yang sempat memporak-porandakan Wonogiri hingga Ponorogo.

Yang keempat, dari Parangtritis ke barat daya. Kemarin saya menyebutnya sesar Kulonprogo – Parangtritis. Ada beberapa episentrum aftershock di sini. Juga jangan dilupakan adanya titik longsoran di kompleks Goa Seplawan, tepatnya di Watu Kelir, perbatasan Kulonprogo – Purworejo (titik ini tidak masuk dalam skupnya peta Bu Rita). Kalo ditarik garis lurus menuju Parangtritis, ternyata lintasannya berimpit dengan sesar Kulonprogo – Parangtritis tad

prediksi ke depan, mungkin kita harus mengkhawatirkan segmen di utara Yogya (tepatnya dari Prambanan ke utara, dimana dihipotesakan ada sesar menuju Merapi – Merbabu – Telomoyo – Ungaran menurut van Bemmelen) serta segmen di sebelah barat Kulonprogo (dimana dataran rendah aluvial membentang hingga ke Cilacap, berujung pada sesar Citanduy – Kroya yang konon juga masih aktif dan punya potensi membangkitkan gempa tektonik dengan Mw = 6,1 menurut artikel di Kompas beberapa waktu lalu). Pergeseran sebesar 60 cm dalam sesar Opak, seperti yang dihitung pak Irwan Meilano, bukanlah angka yang kecil.

Menarik apa yang diungkap di halaman ini, yaitu tentang 4 patahan yang ada yang “bertanggungjawab” atas gempa kemarin. Tentang sesar Opak memang sudah diketahui, termasuk sesar Batur Agung(?) yang dari Prambanan ke arah tenggara dan sesar pesisir pantai Samas atau Sanden. Tetapi yang paling menarik adalah sesar yang tersembunyi (karena tersembunyi belum diberi nama) yang dalam peta melintasi Kab.Bantul mulai dari muara Progo sampai Kota Yogyakarta bagian tenggara. Untunglah ada penelitian yang mengungkapkan hal tentang sesar itu dan jangan disimpan dalam lemari arsip, biar tau gitcu.., Kalau dilihat memang betul sebab meski jauh dari kali Opak (10an km) tapi parah kerusakannya, bila ditarik garis lurus dari Pajangan (barat/barat laut kota Bantul) lalu, Kasongan (utara kota bantul) ke arah timur laut lagi seperti: Winongo,Sawit,Sewon,Kweni/Jarakan,Dongkelan, Krapyak(semuanya Bantul utara) terus ke Prawirotaman,Brontokusuman,Tamansiswa,Umbulharjo dan berhenti di Kotagede (semuanya di kota yogya bagian tenggara)semakin ke utara semakin parah,bahkan waktu gempa terjadi jalan Bantul (di daerah Kweni)sempat terbelah lalu nutup lagi.Mungkin itulah yang menyebabkan kerusakan di suatu tempat berbeda (meski satu kampung sebagian rubuh tapi sebelahnya tidak). Maaf ya mas, komentnya panjang amat…..
Ada yang usul nama patahan tersebut?

Pakde, kira2 sesar yang ndelik itu melewati daerah mana ya? ato jangan2 mengikuti sungai Code (ndak tahu sungai atau sesarnya yang ikut2) karena di kanan kiri aliran sungai Code itu cukup parah. Seperti yang pernah saya tanyakan disini dulu. atawa yang di Sungai Gajah Wong (karena sebelah timurnya yaitu Kota Gede juga lumayan parah)
Karena efek Gempa yang seperti polka dot (pating trotol) dibeberapa tempat itu yang menderita kerusakan parah ada sesar ata lapisan sesar dibawahnya?
Menanti Sebuah Jawaban


http://rovicky.wordpress.com/2006/09/13/empat-patahan-dalam-gempa-yogya/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar