Jumat, 09 Oktober 2009

Lulusan PhD Cuma Jadi Sopir Taksi

Mungkin ada yang menganggap untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya menjadi sopir taksi. Namun begitulah yang dialami warga negara Singapura, Dr Cai Ming Jie. Kisah nelangsa Dr Cai Ming ini dilansir The Straits Times, Kamis (20/8/2009). Perjalanan hidup Cai memang tidak seindah bayangan di awal. Cai meraih PhD bidang biologi molekul dari Universitas Stanford tahun 1990.
Setelah meraih gelar PhD, Cai mendapatkan beasiswa postdoctoral selama 2 tahun di bawah ahli genetik ternama yang memenangkan Nobel Fisiologi, Professor Lee Hartwell. 2 Tahun setelahnya, ia bergabung menjadi peneliti di Institute of Molecular and Cell Biology (IMCB) Agency for Science, Technology and Research (A*Star). Di IMCB, Cai bekerja sebagai investigator utama di bidang genetik sel. Akan tetapi profesi itu terpaksa ia hentikan karena kontraknya tidak diperpanjang pihak institut.
Juru bicara A*Star menyatakan pembaharuan kontrak peneliti didasarkan pada beberapa faktor. Antara lain jumlah waktu mengajar murid PhD serta kontribusi kepada institut riset. Penilaian kinerja dilakukan oleh pihak eksternal, yaitu Scientific Advisory Board (SAB). Karir Cai pun harus berakhir karena SAB merekomendasikan dirinya untuk tidak diperpanjang masa kontraknya. Usai putus kontrak, Chai pun banting setir menjadi sopir taksi.
"Dalam waktu sekarang, bisnis taksi mungkin menjadi satu-satunya bisnis di Singapura yang secara aktif merekrut pekerja," ujar peneliti yang kini mengendarai Toyota Crown itu. Chai mungkin sadar hidup seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Kini bisa saja nasib Chai sedang di bawah. Tapi lain waktu semua bisa berubah, bukan?

http://www.detiknews.com/read/2009/08/20/173749/1186659/10/lulusan-phd-cuma-jadi-sopir-taksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar