tragedi padi Supertoy. bermula saat ratusan petani Desa Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, melakukan protes lantaran merasa tertipu hampir ratusan juta rupiah karena panen padi jenis unggul Supertoy HL2 terkena puso alias kopong.
kata Tuyung (media menulis Toyong) nama sebutan Supriyadi, berawal dari ketika kecil, saat kerap bermain di truk yang berisi pasir. Supriyadi sering menyebut kata, "turun...turun," namun yang terucap adalah tuyun-tuyun. Sejak itulah Supriyadi di panggil tuyung oleh keluarga maupun teman-temannya bermain.
Jakarta, Kominfo Newsroom -- Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa meminta gagalnya varietas padi Super Toy HL-2 di Purworejo, yang membuat warga gagal panen, tidak dipolitisir.
'' Jangan dipolitisir. Kita sudah punya ratusan varietas. Tapi karena yang segelintir hektare itu kok sepertinya republik sudah mau kiamat,'' kata Hatta di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (5/9).
Menurut Hatta, kedatangan Presiden ke Purworejo saat panen raya Super Toy HL-2 April lalu, atas undangan Bupati Purworejo untuk melakukan panen padi hasil penelitian dan temuan seorang putra Indonesia.
''Ini dalam kapasitas penelitian, jika pada akhirnya panen gagal dan petani kecewa, maka perlu ditanyakan kepada bupati dan Departemen Pertanian,'' katanya.
Hatta mengatakan, setiap mendapat undangan, Presiden akan memperhatikan dengan baik dan senang bila terkait dengan penelitian. Kepala Negara menghormati penemuan-penemuan yang dilakukan putra Indonesia.
''Jadi ini bukan sesuatu yang tiba-tiba. Bapak Presiden itu diundang, dan kalau diundang itu dilihat dan selalu ingin dipenuhi undangan itu,'' tegasnya.
Di tempat yang sama, Juru Bicara Kepresidenan Andi Malarangeng mengatakan bahwa Preside Yudhoyono telah meminta Heru Lelono menjelaskan penyebab gagalnya padi Super Toy HL-2, yang diklaim sebagai varietas unggul. ''Presiden sudah bertanya pada mas Heru apa persoalannya.''
Presiden meminta penjelasan Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Komisaris di PT Sarana Harapan Indogrup itu melalui telepon pada hari Kamis (4/9).
''Ditanya bagaimana situasinya, apa yang terjadi dan soal hal yang spesifik, ditanyakan pada Heru Lelono,'' ujarnya seraya menambahkan, Heru Lelono, dan penemu serta pihak yang memfasilitasi, juga diminta menjelasan kepada masyarakat soal kegagalan proyek padi seluas 103 hektare ini.
April lalu, Presiden bersama Ibu Ani Yudhoyono ikut turun ke sawah memanen Super Toy HL-2 di Desa Grabag. Klaim tentang hebatnya Super Toy juga dimuat dalam situs Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian.
Keunggulan varietas ini, antara lain, padi dapat dipanen tiga kali setahun tanpa perlu menanam ulang bibit. Batang padi sisa panen cukup ditebas dan akan tumbuh kembali.
Meski peluncuran dan panen perdananya dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, padi Super Toy HL-2, yang diklaim sebagai varietas unggul, ternyata belum tuntas melalui proses uji sebagaimana mestinya.
Kegagalan panen itu membuat petani di Grabag menuntut ganti rugi Rp 22,6 miliar kepada PT Sarana Harapan Indopangan, yang menjadi sponsor penanaman varietas ini. (T.Ys/id/b)
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/06/1733473/padi.supertoy.singkatan.dari.supriyadi.alias.toyo
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/05/09412559/Presiden.SBY.Dipermalukan.Padi.Supertoy
http://www.endonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=47&artid=1973
Dulu, juga pernah terjadi di Manado. Soal pabrik gula aren di Manado. Akan tetapi, setelah pabriknya diresmikan, ternyata tidak produksi. Ini kan memalukan apalagi yang melakukan adalah suami dari pengurus Demorkat. Padahal, pak SBY saking senengnya ketika itu, langsung merespon. Sekarang terjadi lagi, rakyat tertipu," sesalnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar